Yang Bukan Kritikus Seni Rupa Boleh Ambil Bagian: Pengantar Buku soal Pameran Lukisan AI dari Denny JA
- Penulis : Maulana
- Rabu, 24 Juli 2024 08:07 WIB

Terus terang aku langsung teringat dengan masa kecilku yang kurang lebih sama: asyik dengan imajinasi dan mimpi. Aku pernah membayangkan mengendarai kuda sembrani bertanduk, dengan warna pelangi.
“Kuda itu bisa berbicara dan terbang membawaku ke angkasa. Aku terbang di antara awan-awan, mengunjungi istana yang dasarnya bukan tanah, tapi awan. Lalu bertemu bidadari dan menyapa peri-peri mungil. Kami berteriak bersama, girang segirang-girangnya.” (Swary Utami)
Atau ketika melihat lukisan Jakarta tempo dulu, ia menceritakan pengalaman melihat patung itu di masa lalu.
“Ada tiga lukisan yang membekas dalam hati saya. Pertama, lukisan patung Dirgantara dan gerobak roti pada Jakarta yang masih sepi. Lukisan ini membangkitkan ingatan saya pada tahun 1970, ketika saya kanak-kanak. Kami tinggal di daerah Dukuh Atas.”
“Jika hendak ke Pasar Minggu membeli buah, kami naik oplet. Di persimpangan Pancoran, saya selalu terkagum-kagum melihat patung orang terbang di langit. Saya berpikir apakah jika helicak diberi baling-baling, bisa terbang ke dekat patung itu?” (Fatin Hamamah)
2. Penjelasan Konteks dan Latar Belakang
Baca Juga: Pandangan Denny JA soal Menangnya Gerakan Katakan Tidak pada Kewajiban Berjilbab di Iran
Memberikan informasi tentang latar belakang seniman, periode seni, atau konteks sosial dan budaya dari karya seni bisa memberikan kedalaman tambahan pada ulasan.
Ini membantu pembaca memahami lebih baik makna dan signifikansi dari karya tersebut.
Ketika melihat lukisan soal Fernando Botero di pameran lukisan Denny JA, ia mengisahkan pengalaman pribadinya dengan lukisan asli sang pelukis di negara lain.
Baca Juga: Pandangan Denny JA soal Menangnya Gerakan Katakan Tidak pada Kewajiban Berjilbab di Iran
“Di sini, saya teringat pada Botero tadi. Saya pertama kali jatuh hati pada karya Botero yang khas, yaitu proporsi tubuh dan bentuk yang bervolume saat melihat langsung karya-karyanya di Museo Botero di Kawasan La Candelaria, di jantung Kota Bogotá, Kolombia tahun 2015 silam.”