DECEMBER 9, 2022
Buku

Menyelam ke Dalam Diri: Pengantar Buku 71 Lukisan soal Renungan Jalaluddin Rumi dari Denny JA 

Satu malam di bulan Mei 2024, pukul tiga dini hari. Saya duduk sendiri di dalam hening, menatap 71 lukisan di iPad. Satu per satu saya dalami lagi lukisan itu. Saya nikmati. Saya perbaiki terakhir kali.

Itu lukisan yang saya buat untuk mengekspresikan renungan dan filosofi Jalaluddin Rumi.

Saya terpesona oleh militansi dan ketahanan diri saya sendiri. Selama seminggu, saya begitu intens. Kadang dari pagi hingga pagi lagi, saya fokus.

Baca Juga: Lukisan Denny JA soal Paus Fransiskus Basuh Kaki Rakyat Indonesia Diserahkan ke Gereja: Simbol Pemimpin yang Melayani 

Di era itu, saya tidur acapkali di pukul tiga atau empat subuh. Artificial Intelligence sangat membantu saya sebagai asisten membuat 71 lukisan itu.

Energi apakah yang membuat saya tahan, kuat, dan intens berhari-hari? Saya nomor duakan hal lain agar selesai menyalurkan pandangan-pandangan Rumi dalam lukisan?

Ini ungkapan rasa terima kasih yang mendalam. Kutipan-kutipan Rumi, renungannya, dan pikirannya telah banyak mewarnai hidup saya, menjadi panduan dalam melihat dunia dan mengikhlaskan banyak hal dalam hidup.

Baca Juga: Buku Inspirasi untuk Milenial dan Gen Z: Hijrah Berkali-kali Ala Denny JA

Di sisi lain, terasa pula keinginan saya mengajak dunia luar merasakan pengalaman batin yang sama.

Tapi, saya tidak ingin hanya menulis ulang kutipan Rumi. Ini sudah banyak dilakukan oleh pihak lain.

Saya ingin menerjemahkan renungan Rumi ke dalam bentuk lukisan. Maka Simsalabim, Abrakadabra. Jadilah 71 lukisan renungan Jalaluddin Rumi.

Baca Juga: Denny JA Sebut Kreator yang Andalkan AI untuk Karya Seni Akan Semakin Dominan dan Bertahan 

-000-

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8

Berita Terkait