DECEMBER 9, 2022
Kolom

Kurban Idul Adha Tanpa Hewan: Sebuah Tafsir Baru

image
Tafsir Baru soal Kurban Idul Adha Tanpa Hewan: Respons atas Esai Denny JA (Cosmoabc.com/Kiriman)

Deforestasi adalah masalah besar lainnya yang berkaitan dengan produksi daging. Untuk menyediakan lahan bagi ternak, hutan-hutan sering kali ditebang, yang tidak hanya mengurangi keanekaragaman hayati tetapi juga menghilangkan fungsi penting hutan dalam menyerap karbon dioksida. Menurut World Wildlife Fund (WWF), sekitar 80% deforestasi Amazon disebabkan oleh peternakan.

Selain dampak ekologis, ada juga pertimbangan etika mengenai hak-hak hewan. Banyak organisasi dan individu sekarang menyuarakan pentingnya memperlakukan hewan dengan lebih manusiawi. 

Mereka berargumen bahwa hewan memiliki kemampuan untuk merasakan sakit dan penderitaan, dan oleh karena itu, mereka harus dilindungi dari perlakuan yang kejam.

Baca Juga: Denny JA Sebut Kreator yang Andalkan AI untuk Karya Seni Akan Semakin Dominan dan Bertahan 

Shahid Ali Muttaqi, yang dikutip oleh Denny JA, menekankan bahwa esensi dari kisah Nabi Ibrahim bukanlah pada fisik hewan yang dikorbankan, tetapi pada ketakwaan dan pengabdian kepada Tuhan. Ini adalah perspektif yang berfokus pada nilai-nilai moral dan spiritual daripada praktik penyembelihan fisik.

Denny dengan berani mengusulkan sebuah tafsir yang relevan dengan zaman sekarang, yang menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral dan etika daripada praktik fisik yang mungkin tidak lagi relevan atau bahkan merusak konteks saat ini. Beberapa alasan mengapa pandangan Denny JA patut diapresiasi:

Pertama, solusi yang lebih berkelanjutan. Dalam menghadapi krisis lingkungan global, pandangan Denny JA menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan. Dengan mengurangi penyembelihan hewan, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

Baca Juga: Denny JA Diganjar Penghargaan Internasional Lifetime Achievement Award 2024: Masuk 200 Tokoh Berpengaruh di Dunia!

Kedua, kepedulian terhadap hak-hak hewan. Pandangan ini juga menunjukkan kepedulian terhadap hak-hak hewan. Dengan penekanan pada ketakwaan dan pengabdian, kita dapat menghormati kehidupan hewan dan menghindari perlakuan yang kejam dan tidak perlu. 

Wawasan kepedulian terhadap hak-hak hewan, memang masih jarang dikemukakan di Indonesia. Tetapi saya membayangkan adanya kerusakan keanekaragaman hayati di Indonesia yang begitu intens, kepedulian terhadap hak-hak hewan, dan selanjutnya tumbuhan dan alam, saya kira ini akan menjadi topik penting; Mulai dari keterkaitannya dengan kehidupan manusia, sampai kesadaran baru tentang adanya nilai intrinsik pada alam, tumbuhan dan hewan. 

Ini juga seperti yang dikemukakan filsafat ekologi terbaru, sejak Deep Ecology.

Baca Juga: Respon atas Esai Denny JA soal Kurban Hewan di Era Animal Rights

Ketiga, soal ketakwaan. Tafsir Denny ini mengingatkan kita pada inti dari kisah Nabi Ibrahim, yaitu ketakwaan dan pengabdian kepada Tuhan. Dengan fokus pada nilai-nilai ini, kita dapat menjalankan ritus agama dengan cara yang lebih relevan dan bermakna dalam konteks saat ini. 

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait