Ekspresi Lewat Puisi Esai: Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia
- Penulis : Maulana
- Sabtu, 20 Juli 2024 11:59 WIB

Dan ketika akhirnya tertangkap, deportasi menjadi mimpi buruk yang nyata. Itu mengembalikan mereka ke titik nol tanpa apa-apa.
Ada secercah harapan melalui program repatriasi. Program ini menawarkan jalan pulang yang aman dan bermartabat. Yakni mengembalikan mereka ke tanah air dengan bantuan dokumen perjalanan, transportasi, dan program reintegrasi.
Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional, berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang manusiawi. Tujuan utama mengembalikan mereka ke pangkuan ibu pertiwi.
Baca Juga: Denny JA Terbitkan Buku Puisi Esai ke- 6: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan
Program repatriasi ini tidak hanya memberikan tiket pulang, tetapi juga harapan baru untuk memulai kembali, membangun hidup yang lebih baik di negeri sendiri.
-000-
Membaca ekspresi hati anak-anak SMP, SMA, dan gurunya, warga Indonesia yang ilegal di Malaysia, kita melihat foto album yang muram.
Mereka memberi kesaksian. Mereka bersuara. Puisi esai menjadi medium ekspresinya.
Sayapun teringat kutipan dari Dylan Thomas: “puisi yang baik adalah kontribusi terhadap realitas. Dunia tidak pernah sama setelah sebuah puisi yang baik ditambahkan ke dalamnya.”
Kutipan ini menunjukkan bagaimana puisi dapat mengubah persepsi kita tentang dunia. Dan puisi memberikan dampak yang bertahan lama pada pembaca.***
Jakarta, 20 Juli 2024