DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Ekspresi Lewat Puisi Esai: Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia 

image
Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia (Cosmoabc.com/Kiriman )

Juga puisi esai berjudul: Pulang ke Indonesia, ditulis oleh Muajiza Revania – Kelas X.

Puisi esai ini bercerita tentang Tasha. Ia seorang gadis yang lahir dan besar di negara tetangga karena orang tuanya bekerja sebagai buruh migran.

Tasha bermimpi untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan di sana. Meskipun ayahnya awalnya ragu, Tasha mendapatkan dukungan dari ibunya. Akhirnya, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Indonesia.

Baca Juga: Denny JA Terbitkan Buku Puisi Esai ke- 6: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan 

Dengan tekad yang kuat, Tasha berangkat untuk mewujudkan cita-citanya dan berharap suatu hari bisa membawa orang tuanya kembali ke Indonesia. Puisi ini mengangkat tema perjuangan, harapan, dan cinta terhadap tanah air.

“Setelah lama bersusah payah, terbayar juga usaha Tasha, mendapat panggilan melanjutkan kuliah.

Beasiswa di Universitas Indonesia. Tasha pun harus berangkat memenuhi panggilan cita-citanya.

Baca Juga: Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho

Suatu saat ia akan kembali, membawa Ayah dan Ibu, pulang dari negeri ini. Ayah Ibu, doakan Tasha: sehat, waras, bergas, cergas, agar menjadi pemimpin yang bijaksana, membantu orang-orang yang tertindas.”

Juga ini puisi esai berjudul: Kisah di Balik Repatriasi. Ini puisi ditulis oleh Panji Pratama – Guru SIKK. Tak hanya murid, tapi guru juga menuliskan ekspresi batinnya, kegelisahannya, melalui puisi esai.

Puisi esai ini menggambarkan kehidupan sulit keluarga pekerja migran Indonesia di Malaysia. Ekspresi hati ini terbagi menjadi tiga bagian:

Baca Juga: Ziarah untuk Wartawan yang Dibunuh dan Kisah RSJ: Pengantar Buku Puisi Esai Jonminofri soal Wartawan dari Denny JA 

Bagian pertama menceritakan kondisi hidup empat orang. Mereka satu keluarga yang tinggal di bedeng sempit dan tidak layak.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
Sumber: Kiriman

Berita Terkait