Ekspresi Lewat Puisi Esai: Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia
- Penulis : Maulana
- Sabtu, 20 Juli 2024 11:59 WIB

Juga puisi esai berjudul: Pulang ke Indonesia, ditulis oleh Muajiza Revania – Kelas X.
Puisi esai ini bercerita tentang Tasha. Ia seorang gadis yang lahir dan besar di negara tetangga karena orang tuanya bekerja sebagai buruh migran.
Tasha bermimpi untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan di sana. Meskipun ayahnya awalnya ragu, Tasha mendapatkan dukungan dari ibunya. Akhirnya, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Indonesia.
Baca Juga: Denny JA Terbitkan Buku Puisi Esai ke- 6: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan
Dengan tekad yang kuat, Tasha berangkat untuk mewujudkan cita-citanya dan berharap suatu hari bisa membawa orang tuanya kembali ke Indonesia. Puisi ini mengangkat tema perjuangan, harapan, dan cinta terhadap tanah air.
“Setelah lama bersusah payah, terbayar juga usaha Tasha, mendapat panggilan melanjutkan kuliah.
Beasiswa di Universitas Indonesia. Tasha pun harus berangkat memenuhi panggilan cita-citanya.
Suatu saat ia akan kembali, membawa Ayah dan Ibu, pulang dari negeri ini. Ayah Ibu, doakan Tasha: sehat, waras, bergas, cergas, agar menjadi pemimpin yang bijaksana, membantu orang-orang yang tertindas.”
Juga ini puisi esai berjudul: Kisah di Balik Repatriasi. Ini puisi ditulis oleh Panji Pratama – Guru SIKK. Tak hanya murid, tapi guru juga menuliskan ekspresi batinnya, kegelisahannya, melalui puisi esai.
Puisi esai ini menggambarkan kehidupan sulit keluarga pekerja migran Indonesia di Malaysia. Ekspresi hati ini terbagi menjadi tiga bagian:
Bagian pertama menceritakan kondisi hidup empat orang. Mereka satu keluarga yang tinggal di bedeng sempit dan tidak layak.