DECEMBER 9, 2022
Politic

Profil Masoud Pezeshkian, Presiden Baru Iran Pengganti Ebrahim Raisi

image
Profil Masoud Pezeshkian, Presiden Baru Iran Pengganti Ebrahim Raisi

COSMOABC.COM - Profil Masoud Pezeshkian yang menjadi presiden baru Iran pengganti Ebrahim Raisi akan dibahas Cosmoabc.com di artikel ini. 

Seperti diketahui, Masoud Pezeshkian merupakan presiden baru Iran pengganti Ebrahim Raisi. Ia terpilih usai mengalahkan saingannya dari Partai Konservatif, Saeed Jalili, dalam pemilihan presiden Iran putaran kedua.

Menurut laporan Anadolu, Pezeshkian mengumpulkan 16.384.403 suara dari 30.530.157 suara yang dihitung. Sementara Jalili tertinggal dengan 13.538.179 suara pada putaran kedua yang menghasilkan jumlah pemilih yang relatif lebih tinggi.

Baca Juga: Israel Kembali Berulah, Kini Buang Limbah ke Aliran Air yang Digunakan Warga Palestina

Lantas, siapakah Masoud Pezeshkian? Menurut laporan Reuters, Masoud Pezeshkian merupakan seorang moderat yang tidak menonjolkan diri, membawa harapan jutaan rakyat Iran yang menginginkan lebih sedikit pembatasan pada kebebasan sosial dan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis.

Pezeshkian, yang mengalahkan Saeed Jalili yang berhaluan keras dalam putaran kedua pemilihan presiden hari Jumat , adalah seseorang yang kemungkinan besar akan disambut oleh negara-negara adikuasa dunia, dengan harapan dia dapat menempuh cara-cara damai untuk keluar dari kebuntuan yang menegangkan dengan Iran mengenai program nuklirnya yang maju pesat, kata para analis.

Pezeshkian berhasil menang dengan konstituensi - yang intinya diyakini adalah kelas menengah perkotaan dan kaum muda - yang telah sangat kecewa dengan tindakan keras keamanan selama bertahun-tahun yang membungkam setiap perbedaan pendapat publik dari ortodoksi Islam.

Baca Juga: Resmi! Masoud Pezeshkian Terpilih sebagai Presiden Iran yang Baru Gantikan Ebrahim Raisi

Dokter bedah jantung berusia 69 tahun itu telah berjanji untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang pragmatis, meredakan ketegangan atas negosiasi yang kini terhenti dengan negara-negara besar untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015 dan meningkatkan prospek liberalisasi sosial dan pluralisme politik.

Di bawah sistem ganda Iran, yakni pemerintahan ulama dan republik, presiden tidak dapat mengawali perubahan kebijakan besar apa pun terkait program nuklir Iran atau dukungan terhadap kelompok milisi di Timur Tengah, karena Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memegang kendali penuh atas masalah-masalah tingkat tinggi negara.

Namun, presiden dapat memengaruhi nada kebijakan Iran dan dia akan terlibat erat dalam memilih pengganti Khamenei , yang sekarang berusia 85 tahun.

Baca Juga: Usai Terpilih, Presiden Iran Masoud Pezeshkian Janji Akan Rangkul Para Lawannya 

Pezeshkian setia pada pemerintahan teokratis Iran tanpa berniat untuk berhadapan dengan para petinggi keamanan dan pemimpin ulama yang berkuasa. Dalam debat dan wawancara TV, ia berjanji untuk tidak menentang kebijakan Khamenei.

Halaman:
1
2
Sumber: Anadolu, Reuters, ANTARA

Berita Terkait