DECEMBER 9, 2022
Lifestyle

Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar: Pengantar Buku ke -5 Lukisan dengan Artificial Intelligence Denny JA 

image
Pengantar Buku ke -5 Lukisan dengan Artificial Intelligence Denny JA: Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar (Foto: Kiriman)

Lima tahun kemudian, pada tahun 2024, saya berinteraksi secara intens dengan aplikasi lukisan dari Kecerdasan Buatan. Cukup mudah bagi saya untuk menggunakan aplikasi itu, melukis hingga 300 lukisan.

Aneka lukisan itu sudah saya publikasikan dalam empat buku. Sudah pula saya untuk pameran tunggal 188 lukisan saya di sebuah hotel lantai 6 di Jalan Mahakam, Jakarta.

Perjumpaan saya dengan lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci muncul kembali. Saya pun ingin memvisualisasikan sebuah teks yang menyampaikan pesan filosofis hidup yang kuat.

Baca Juga: Golkar Sebut Hasil Survei LSI Denny JA Jadi Rujukan di Pilkada NTB 2024

Tetapi saya tak memilih teks kitab suci. Saya memutuskan untuk memvisualisasikan kutipan puisi Jalaluddin Rumi. Kedalaman renungan Rumi sejak lama menenggelamkan saya dalam rasa spiritual.

Rumi, seorang penyair dan mistikus Sufi abad ke-13, sering menggunakan metafora dan simbolisme dalam puisinya untuk menyampaikan pesan spiritual yang mendalam.

Kutipan Rumi yang lama menyentak saya: "Mengapa mengurung pikiranmu dalam sangkar sementara pintumu terbuka, terbang ke langit yang luas."

Baca Juga: LSI Denny JA Catat 97 Persen Unggahan soal Pemberian Izin Pertambangan ke Ormas Keagamaan di Media Bernada Netral

Ini contoh gaya klasik Rumi yang memadukan imajinasi indah dengan pesan spiritual yang kuat.

Rumi hidup dalam era yang penuh dengan perubahan sosial, politik, dan keagamaan. Seringkali ditekankan pentingnya pencarian batin dan kebebasan rohani sebagai cara untuk mencapai kebenaran dan pencerahan.

Dalam konteks ini, Rumi menggunakan metafora sangkar dan langit untuk menggambarkan keterbatasan pikiran manusia dan potensi tak terbatas dari jiwa yang bebas.

Baca Juga: 4 Lukisan Denny JA dengan asisten Artificial Intelligence soal The Harmony of Religions

Kutipan ini dapat diartikan sebagai ajakan untuk membebaskan diri dari batasan-batasan mental yang kita ciptakan sendiri. "Sangkar" melambangkan keterbatasan, ketakutan, dan pikiran sempit yang mengurung pikiran kita.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber: Kiriman Denny JA

Berita Terkait