Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai
- Selasa, 14 Januari 2025 04:55 WIB

sedikit demi sedikit. sampai bom waktu:
Dorr!”
Sedangkan pada puisi esai “Wadas, Apakah Kita Satu Tanah Air?” Isbedy mengekspresikan suara perlawanan warga Desa Wadas terhadap ketidakadilan, eksploitasi tanah, dan kekerasan aparat.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta
Melalui narasi reflektif dan protes, puisi ini mengkritik keras bagaimana pemerintah dan pemegang kekuasaan melupakan prinsip-prinsip kemanusiaan, permusyawaratan, dan keseimbangan lingkungan demi proyek pembangunan.
Pesannya sederhana tetapi mendalam. Ini perjuangan atas tanah bukan hanya soal ekonomi, tetapi soal martabat, warisan, dan keberlanjutan hidup generasi mendatang.
“kami menolak tanah kami dibeli
sebab tahu risikonya nanti
28 titik sumber mata air mati
lalu, tetumbuhan akan kering dan lelayu”
Lain lagi dengan puisi esai: “Air Mata Duka di Lumbung Batubara.” Puisi ini adalah elegi terhadap ketidakadilan dan pengorbanan seorang guru, Ansah, yang berjuang melawan keserakahan pengusaha tambang batubara.