DECEMBER 9, 2022
International

Nyawa 640 ribu Anak di Gaza Terancam Akibat Polio

image
Warga berebut untuk mendapatkan bantuan pangan di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara. (ANTARA)

Pasukan Israel berulangkali mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Gaza, yang menjadi target vaksinasi polio. Rencana semula, kampanye vaksinasi polio di Gaza akan dilaksanakan akhir Agustus 2024, namun mundur hingga ada akses dan jaminan keamanan yang jelas dari Israel.

Josep Borrell mendesak adanya gencatan senjata kemanusiaan selama tiga hari guna memungkinkan vaksinasi oleh WHO dan UNICEF.

"Penyebaran polio yang cepat mengancam seluruh anak-anak di Gaza, yang sudah lelah akibat pengungsian, perampasan, dan malnutrisi," kata Borrell.

Baca Juga: 60 persen Obat Habis, Layanan Penting Kesehatan Terancam di Gaza

Sistem kesehatan Gaza hancur

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait tantangan besar yang dihadapi dalam upaya vaksinasi di Gaza.

"Tantangannya sangat besar, dengan sistem kesehatan, air, dan sanitasi yang buruk, serta banyak rumah sakit dan fasilitas perawatan utama yang tidak beroperasi. Orang-orang terus-menerus terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka," ujar Guterres.

Baca Juga: Perang 326 Hari: Serangan Tak Berhenti di Gaza, Netanyahu Tetap Menghindar

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Selain itu, blokade yang diberlakukan Israel menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan di wilayah tersebut.

Dalam kondisi ini, anak-anak di Gaza menjadi kelompok yang paling rentan. Diperkirakan sekitar 50.000 bayi telah lahir di Gaza sejak Oktober tahun lalu, dan banyak di antaranya belum menerima vaksinasi akibat krisis yang sedang berlangsung.

Pertahanan Sipil Palestina bulan Agustus ini menyatakan pasukan Israel telah mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing, sehingga menyisakan hanya 9,5 persen dari wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi. ***

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait