Era Artificial Intelligence: 3 Jenis Penulis dan Teror Mental Putu Widjaya, Sekapur Sirih Denny JA
- Penulis : Maulana
- Jumat, 05 Juli 2024 14:25 WIB

Teror mental digunakan untuk mengangkat isu-isu eksistensial, sosial, politik, dan kemanusiaan dengan cara yang langsung dan sering kali mengejutkan.
Tapi kini giliran Putu Wijaya yang terteror dengan kehadiran Artificial Intelligence.
-000-
Karena Artificial Intelligence, kini lahirlah tiga jenis penulis yang berbeda, masing-masing dengan pendekatan unik terhadap seni menulis.
PERTAMA, penulis Pola Lama. Mereka adalah penjaga tradisi. Mereka mengukir kata-kata dengan penuh hati. Meyakini bahwa kedalaman emosional dan orisinalitas hanya dapat dicapai melalui usaha pribadi. Tanpa intervensi teknologi.
Bagi mereka, menulis adalah perjalanan batin. Ini melibatkan refleksi mendalam, observasi tajam, dan interaksi langsung dengan dunia sekitar. Setiap kata adalah cerminan jiwa, setiap kalimat adalah tarian pikiran.
Baca Juga: 4 Lukisan Denny JA dengan asisten Artificial Intelligence soal The Harmony of Religions
Keunikan mereka terletak pada orisinalitas dan keaslian karya. Nuansa emosional dan filosofi yang kaya mengisi tulisan mereka. Menulis bagi mereka adalah seni murni. Sebuah simfoni yang dimainkan dengan penuh perasaan dan ketelitian.
Penulis jenis ini tak menggunakan Artificial Intelligence sama sekali, bahkan memandang negatif AI dalam berkarya.
KEDUA, di sisi lain spektrum, ada penulis AI Sepenuhnya. Mereka adalah pionir di dunia literatur digital. Mereka memanfaatkan kekuatan AI untuk menciptakan karya mereka.
Baca Juga: 4 Lukisan Denny JA dengan asisten Artificial Intelligence soal The Harmony of Religions
Dengan alat seperti GPT-3, mereka dapat menghasilkan teks dengan cepat dan efisien. Mereka menciptakan cerita yang kompleks dan menarik dalam waktu yang relatif singkat.