Turki Klaim Israel Seret Kawasan Timur Tengah ke dalam Kekacauan Usai Bunuh Ismail Haniyeh
- Penulis : Maulana
- Jumat, 02 Agustus 2024 06:18 WIB
COSMOABC.COM - Turki mengklaim Israel telah menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam kekacauan usai membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Israel telah meningkatkan ketegangan regional melalui operasi rahasia dan pembunuhan, kata Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun pada Rabu.
“Israel menyeret wilayah kami ke dalam kekacauan lebih lanjut melalui pembunuhan dan operasi rahasia yang bermaksud untuk merusak potensi perdamaian,” kata Altun di X.
Dia mengkritik pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena mempertaruhkan konflik yang lebih luas dengan tindakannya dan membahayakan warga negaranya sendiri.
Baca Juga: Penyebab Ayatollah Khamenei Perintahkan Iran Serang Israel Secara Langsung
"Mereka yang mendukung pemerintah [Israel] ini pasti malu pada diri mereka sendiri," imbuhnya.
Altun mengutuk pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, dan dia menyebutnya sebagai “contoh terbaru terorisme yang disponsori negara yang secara terang-terangan melanggar kedaulatan negara lain.”
“Israel menargetkan para pemimpin politik yang mencari solusi abadi,” ujar dia.
Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru Masoud Pezeshkian, tewas dalam serangan udara di sebuah wisma.
“Berulang kali pemerintah Netanyahu telah menunjukkan bahwa mereka tidak berkomitmen pada gencatan senjata atau penyelesaian konflik secara damai,” tutur dia.
Altun juga menambahkan bahwa Israel hanya tertarik memperluas “pencurian dan pendudukan atas tanah Palestina.”
Direktur komunikasi Turkiye juga mengecam Instagram, dengan mengatakan bahwa platform media sosial tersebut “secara aktif mencegah orang-orang mengunggah pesan belasungkawa” atas pembunuhan Haniyeh.
“Ini adalah penyensoran, murni dan sederhana,” ucap Altun, dan dia berjanji untuk membela kebebasan berbicara di ranah umum.
Altun mengatakan bahwa Turkiye akan mendukung Palestina di setiap platform, dan menegaskan bahwa Palestina pada akhirnya akan merdeka.***