DECEMBER 9, 2022
International

Memanas! Rusia Serang Gudang Amunisi dan Pasukan Ukraina di Kharkov

image
Memanas! Rusia Serang Gudang Amunisi dan Pasukan Ukraina di Kharkov

COSMOABC.COM - Rusia meluncurkan serangan terhadap pasukan Ukraina dan gudang amunisi di wilayah timur Ukraina, Kharkov (Karkiv), menurut laporan koordinator perlawanan kepada Sputnik pada Senin 15 Juli 2024.

"Di Kharkov, terjadi serangan terhadap personel (Ukraina), dan sebuah gudang amunisi juga terkena serangan signifikan," kata Sergey Lebedev, koordinator jaringan bawah tanah pro-Rusia di Nikolaev (Mykolaiv), melalui pesan di Telegram.

Tidak ada detail lebih lanjut yang disediakan.

Baca Juga: Zelenskyy Tegaskan Ukraina Butuh 128 Pesawat Jet F-16 untuk Serang Rusia

Pasukan Rusia telah menyerang infrastruktur dan aset yang sangat penting di seluruh Ukraina sebagai respons terhadap serangan militer Ukraina terhadap target sipil di Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mengincar aset sipil.

Hubungan Rusia dan Ukraina kian meruncing dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Baca Juga: Wow! Norwegia Beri 6 Jet Tempur F-16 Sekaligus kepada Ukraina, Rusia Gigit Jari?

Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, dan masih berlangsung hingga kini.

Konflik keduanya tidak lepas dari sejumlah permasalahan politik dan kekuasaan pasca bubarnya Uni Soviet dan Pakta Warsawa pada tahun 1991.

Ukraina merdeka melalui sebuah referendum yang disetujui mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin melalui pembentukan CIS (Commonwealth of Independent States) yang terdiri dari Rusia, Ukraina dan Belarusia.

Baca Juga: Korea Utara Kritik Deklarasi NATO yang Kecam Ekspor Senjatanya ke Rusia

Namun, perpecahan terjadi karena Ukraina menganggap CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.

Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan yang memungkinkan Rusia mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina.

Hubungan kedua negara mulai memanas lagi pada 2014, ketika mencuat revolusi menentang supremasi Rusia. Massa antipemerintah berhasil menggulingkan mantan presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

Baca Juga: Rusia Klaim Upaya Penembakan Donald Trump sebagai Tradisi Politik Amerika Serikat 

Baca juga: Kremlin sebut tindakan konfrontatif NATO dorong Rusia ambil tindakan

Revolusi itu juga membuka keinginan dari Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Menurut Al-Jazeera, hal itu membuat Putin berang dengan adanya prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya.

Saat Yanukovych jatuh pada 2014, Rusia menggunakan kekosongan kekuasaan untuk mengambilalih Krimea.

Rusia juga mendukung separatis di Ukraina timur yakni di Donetsk dan Luhansk, untuk menentang pemerintah Ukraina.***

Sumber: Anadolu/ANTARA

Berita Terkait