Rusia Klaim Upaya Penembakan Donald Trump sebagai Tradisi Politik Amerika Serikat
- Penulis : Maulana
- Senin, 15 Juli 2024 16:37 WIB
COSMOABC.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengklaim upaya penembakan Donald Trump sebagai tradisi dalam kehidupan politik Amerika Serikat.
Ya, ada percobaan pembunuhan mantan presiden AS Donald Trump saat kampanye di Negara Bagian Pennsylvania, Sabtu 13 Juli 2024 waktu setempat.
Menurut Zakharova, Presiden AS Joe Biden sebenarnya telah mengakui bahwa upaya pembunuhan terhadap presiden, calon presiden, tokoh terkemuka, dan tokoh politik adalah manifestasi menyakitkan dari kehidupan politik dalam negeri AS.
Baca Juga: Rusia Nilai Rencana Amerika Serikat Letakkan Rudal di Jerman Bisa Picu Perang Dingin
"Biden seharusnya mengatakan bahwa ini bukan hanya manifestasi menyakitkan dari kehidupan politik dalam negeri AS tetapi juga sebuah 'tradisi'", kata Zakharova pada Minggu.
Trump terkena tembakan di telinga kanannya tetapi kondisinya dipastikan baik-baik saja setelah gagalnya upaya pembunuhan tersebut.
Biro Investigasi Federal (FBI) kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks sebagai tersangka penembak. Ia kemudian ditembak mati di lokasi kejadian.
Baca Juga: Breaking News! Donald Trump Ditembak saat Berpidato hingga Telinganya Berlumuran Darah
Pasukan pengamanan presiden AS atau Secret Service dalam pernyataan terpisah mengatakan penembak melepaskan beberapa tembakan ke arah panggung dari posisi yang tinggi dari luar tempat tersebut.
Penembakan itu tidak hanya melukai Trump, tetapi juga menewaskan satu korban dan menyebabkan dua orang lainnya luka kritis.
Peristiwa itu terjadi beberapa hari sebelum Trump secara resmi dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Republik untuk pemilihan umum 2024.
Baca Juga: Korea Utara Kritik Deklarasi NATO yang Kecam Ekspor Senjatanya ke Rusia
"Dua bulan lalu, saya memperhatikan fakta bahwa AS secara harfiah menumbuhkan kebencian terhadap lawan politik, serta memberikan contoh-contoh tradisi Amerika dalam upaya dan pembunuhan presiden dan calon presiden," kata Zakharova dalam pernyataan terpisah di saluran komunikasi Telegram.***