WHO Ingatkan Krisis Perawatan Kesehatan di Gaza usai Adanya Perintah Evakuasi Baru
- Penulis : Maulana
- Kamis, 11 Juli 2024 10:00 WIB
COSMOABC.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan terjadinya krisis perawatan kesehatan yang memburuk di Gaza. Hal itu menyusul perintah evakuasi baru di Kota Gaza.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggarisbawahi dampak buruk perintah evakuasi tersebut terhadap pelayanan medis yang sudah sangat terbatas di wilayah itu.
"Tidak ada sudut yang aman di Gaza," kata Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Bertambah Lagi, Warga Palestina yang Meninggal Dunia di Gaza Jadi 38.153 Orang
"Laporan terbaru tentang perintah evakuasi di Kota Gaza akan lebih menghambat penyediaan perawatan yang sudah sangat terbatas untuk dapat menyelamatkan nyawa manusia," katanya menambahkan.
WHO melaporkan rumah sakit-rumah sakit penting seperti Al-Ahli dan Patient Friendly sudah tidak beroperasi.
Pasien dari dua rumah sakit itu terpaksa mengungsi sendiri, dikeluarkan dari rumah sakit sebelum waktunya, atau dirujuk ke rumah sakit lain.
Baca Juga: Jumlah Korban Meninggal Dunia di Gaza Lampaui 186 Ribu Orang Menurut Kajian Jurnal Medis Inggris
RS Kamal Adwan dan RS Indonesia, yang kini bertanggung jawab merawat pasien-pasien tersebut, sedang bergulat akibat kelangkaan bahan bakar, tempat tidur, dan perlengkapan trauma medis.
RS Indonesia saat ini beroperasi dengan tiga kali kapasitasnya, dan tengah berjuang untuk menangani lonjakan pasien. Sedangkan RS Al-Helou, yang terletak di dalam blok yang terkena perintah evakuasi, masih beroperasi namun hanya sebagian.
Sementara itu, RS As-Sahaba dan Al-Shifa, yang dekat dengan zona evakuasi, masih tetap berfungsi hingga saat ini, meskipun status mereka genting mengingat lokasinya yang dekat wilayah konflik.
Baca Juga: Israel Serang Sekolah PBB di Gaza, Uni Eropa Beri Peringatan: Warga Sipil Harus Dilindungi!
Selain itu, enam titik layanan kesehatan dan dua pusat layanan kesehatan utama berada di zona evakuasi, sehingga semakin membebani infrastruktur layanan kesehatan.
Ghebreyesus memperingatkan bahwa fasilitas medis penting ini dapat dengan cepat tidak berfungsi karena adanya pertempuran di sekitarnya atau hambatan akses.
WHO menyerukan gencatan senjata untuk memastikan bantuan medis dapat menjangkau mereka yang sangat membutuhkan dan korban luka mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Turki Sebut Serangan Israel ke Sekolah PBB di Gaza Gagalkan Negosiasi Gencatan Senjata
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic dalam pengarahan pers di Jenewa mengatakan bahwa dari 36 rumah sakit yang berada di Gaza, hanya 13 yang berfungsi sebagian.
Jasarevic menekankan bahwa dalam sepekan terakhir, pasien dan staf medis mengungsi dari tiga rumah sakit di selatan Gaza karena takut akan aktivitas militer yang intens yang dapat membuat fasilitas kesehatan tidak berfungsi atau tidak dapat diakses.***