DECEMBER 9, 2022
International

Demonstran Israel Proklamirkan Hari Perlawanan terhadap Pemerintah Benjamin Netanyahu 

image
Demonstran Israel Proklamirkan Hari Perlawanan terhadap Pemerintah Benjamin Netanyahu (ANTARA) 

COSMOABC.COM - Para demonstran di Israel memproklamirkan tanggal 7 Juli sebagai hari perlawanan nasional terhadap pemerintah yang saat ini dipimpin Benjamin Netanyahu. 

Hal itu ditandai dengan ratusan demonstran Israel sejak pagi hari memblokir persimpangan dan jalan raya di seluruh negeri Yahudi tersebut.

Gerakan protes itu juga menuntut penyelenggaraan pemilu dini dan pembebasan segera para sandera yang diculik oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023, tepat sembilan bulan yang lalu, demikian sebagaimana dilaporkan Sputnik, Minggu (7/7). 

Baca Juga: Uni Eropa Kutuk Rencana Israel Perluas Permukiman Ilegal di Tepi Barat Palestina 

Banyak video di media sosial menunjukkan aksi para demonstran tersebut. Aksi unjuk rasa besar-besaran diperkirakan akan terjadi di Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, serta puluhan kota lainnya.

Namun polisi Israel belum memberikan komentar tentang aksi unjuk rasa hari ini.

Para aktivis berencana mengadakan unjuk rasa di depan kantor Federasi Pekerja di Tel Aviv, dan menuntut agar serikat pekerja "menghentikan perekonomian."

Baca Juga: Gawat! Israel Luncurkan Serangan Udara ke Lebanon Selatan Balas Hizbullah

Protes diperkirakan mencapai puncaknya pada malam hari. Peserta unjuk rasa juga berencana untuk memprotes di dekat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Aksi protes anti-pemerintah yang menuntut pemilu dini dan pembebasan segera para sandera telah diadakan setiap pekan di Israel selama beberapa bulan terakhir.

"Hari Perlawanan" yang diproklamirkan guna memperingati sembilan bulan penyerangan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, memicu eskalasi konflik Palestina-Israel hingga saat ini.

Baca Juga: Gerombolan Pemukim Israel Serang Sekolah di Tepi Barat Palestina 

Dalam kejadian 7 Oktober itu, kelompok Hamas menculik lebih dari 250 warga dari Israel selatan. Diperkirakan sekitar 120 sandera Israel ditahan oleh Hamas, termasuk 40 di antaranya yang diduga telah meninggal.

Pekan ini, kantor Netanyahu mengatakan bahwa para perundingnya, telah menerima respon Hamas tentang kesepakatan prospektif yang akan memastikan pembebasan sandera dengan imbalan gencatan senjata di Gaza.

Kepala intelijen Israel David Barnea bertolak ke Qatar pada Jumat untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Hamas.

Baca Juga: Sekjen GCC Kutuk Israel yang Membombardir Sekolah di Kamp Nuseirat Palestina 

Kantor Netanyahu mengatakan negosiasi akan dilanjutkan minggu depan dan masih ada perbedaan pandangan di antara kedua belah pihak.

Melalui berbagai operasi dan upaya kemanusiaan, 135 orang telah dibebaskan dari tawanan Hamas, termasuk para sandera yang telah meninggal dunia yang jenazahnya diambil dari wilayah tersebut.***

Sumber: Sputnik, ANTARA

Berita Terkait