Sekjen Satupena Satrio Arismunandar Sebut Menulis Harus Berangkat dari Hati agar Menyentuh Pembaca
- Penulis : Maulana
- Kamis, 27 Juni 2024 21:07 WIB
COSMOABC.COM – Sektretaris Jenderal (Sekjen) Satupena, Satrio Arismunandar, menyebut menulis itu harus berangkat dari hati agar menyentuh pembaca. Ia menganalogikan menulis seperti menyanyi yang bisa menginspirasi dan menggerakkan pendengar.
Satrio Arismunandar mengatakan hal itu dalam menanggapi diskusi Satupena bertema "Menulis yang Berdampak", digelar di Jakarta, pada Kamis malam, 27 Juni 2024.
Diskusi tersebut diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, yang diketuai penulis senior Denny JA. Diskusi itu menghadirkan narasumber sastrawan Okky Madasari dengan dipandu oleh Anick HT dan Swary Utami Dewi.
Baca Juga: Denny JA: Satupena Harus Bekerja Sama Ikut Serta Membangun Negara Literasi
Satrio Arismunandar memaparkan, menulis yang bisa menginspirasi atau menggerakkan pembaca membutuhkan keterampilan dan strategi tertentu.
“Tulisan yang datang dari hati biasanya lebih tulus dan bisa menyentuh pembaca. Ketulusan dalam tulisan dapat membuat pembaca merasa terhubung dengan penulis,” ujarnya.
Selain itu, kata Satrio, tulisan yang bisa menggerakkan seringkali membuat pembaca merasa dikenal dan dimengerti. Pembaca harus merasa bahwa penulis memahami situasi atau perasaan mereka.
Menurut Satrio, tulisan yang menginspirasi seringkali memiliki pesan yang jelas dan relevan bagi pembaca. Pesan ini bisa berupa ajakan untuk bertindak, pandangan hidup, atau nilai-nilai yang penting.
Ketika mau menulis, kita perlu menentukan tujuan tulisan dan pesan yang ingin disampaikan.
“Hubungkan pesan dengan pengalaman sehari-hari pembaca. Gunakan analogi dan contoh nyata untuk menjelaskan pesan,” lanjut Satrio.
Baca Juga: Ketua Umum SATUPENA Denny JA Terima Anugerah Literasi Budaya IMLF 2024
Gaya bahasa tentu saja berpengaruh. “Gaya bahasa yang menarik dapat membuat tulisan lebih enak dibaca dan lebih mengikat perhatian pembaca. Pilihan kata, ritme, dan struktur kalimat yang baik dapat menambah daya tarik tulisan,” jelas Satrio.
“Sebagai penulis, kita harus mengenal, memahami dan menghargai pembaca kita,” ungkap Satrio. “Dengan memahami audiens atau pembaca, hal itu dapat membuat tulisan kita lebih relevan dan berdampak.”
Satrio berpendapat, mengenal audiens dan menulis dengan perspektif mereka dalam pikiran sangat penting.
Baca Juga: Bareng Eka Budianta, Satupena Akan Diskusi soal Sastra, Demokrasi dan Lingkungan Kebudayaan
Berdasarkan pengalamannya sebagai jurnalis, Satrio menekankan, penulis perlu mengenali siapa audiensnya, apa yang penting bagi mereka, dan menyesuaikan bahasa dan gaya tulisan dengan audiens.***