Semenanjung Reykjanes Alami Letusan Vulkanik ke-6 Sejak Desember 2023
- Penulis : Maulana
- Sabtu, 24 Agustus 2024 14:09 WIB

COSMOABC.COM - Semenanjung Reykjanes di Islandia mengalami letusan vulkanik keenam kalinya sejak Desember 2023, dengan lava yang menyembur dari celah baru seiring aktivitas seismik yang terus berlanjut, menurut laporan pers pada Jumat, 23 Agustus.
Di bagian barat daya Islandia, letusan di Semenanjung Reykjanes terjadi pada Kamis, 22 Aguatus malam, setelah serangkaian gempa bumi, dengan gempa terbesar tercatat berkekuatan 4 magnitudo.
Letusan dimulai pada pukul 21:26 waktu setempat (4.26 WIB), dengan lava yang meletus dari celah yang awalnya berukuran 1,4 kilometer tetapi dengan cepat meluas menjadi 3,9 kilometer dalam waktu 40 menit, menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO), seperti dilaporkan oleh Guardian.
Baca Juga: Guguran Lava Meluncur 13 kali dari Gunung Merapi Sejauh 1,6 km
Meskipun aktivitas vulkanik terus berlangsung, penerbangan ke dan dari Islandia tetap beroperasi normal, menurut Isavia, penyedia layanan bandara dan navigasi udara nasional negara tersebut.
Semenanjung Reykjanes, yang menjadi rumah bagi hampir 8 persen populasi Islandia, telah menghadapi aktivitas vulkanik berulang sejak 2021 karena reaktivasi sistem geologi yang 'tidur' setelah 800 tahun.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kawasan ini bisa mengalami letusan berkelanjutan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad.
Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi
Untuk melindungi infrastruktur penting, termasuk pembangkit listrik Svartsengi dan spa Blue Lagoon, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mengalihkan aliran lava.
Namun, letusan baru-baru ini disebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi desa nelayan terdekat Grindavik, tempat sebagian besar dari 4.000 penduduknya dievakuasi pada November setelah letusan sebelumnya.
Magnus Tumi Gudmundsson, seorang profesor geofisika di Universitas Islandia, mengatakan kepada Guardian bahwa letusan saat ini menunjukkan aktivitas yang lebih rendah di dekat Grindavik dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya, dan hal itu memberikan sedikit kelegaan bagi penduduk.
Namun, dia menekankan perlunya pemantauan terus-menerus seiring perkembangan situasi.