DECEMBER 9, 2022
International

Badan PBB Desak Aksi Hentikan Krisis Kemanusiaan di Kongo

image
Ilustrasi penyelamatan di Kongo. (ANTARA)

COSMOABC.COM - Sebuah badan PBB pada Jumat mendesak aksi untuk membendung krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Republik Demokratik (RD) Kongo.

Ketidakamanan pangan, pengungsian internal hingga aksi kekerasan berbasis gender telah mencapai tingkat rekor di Kongo, menurut Organisasi Migrasi Internasional (IOM).

"Di RD Kongo timur, saya bertemu dengan orang-orang yang terkena dampak konflik sepanjang hidup mereka, hidup dalam kondisi yang sangat sulit di kamp-kamp sementara."

Baca Juga: PBB Minta Israel Bertanggung Jawab atas Penyiksaan Tahanan Palestina 

"Situasi yang dihadapi perempuan dan anak-anak - yang menanggung beban konflik tersebut - sangat menyedihkan, dengan meningkatnya aksi kekerasan seksual dan berbasis gender," kata kepala IOM Amy Pope, setelah melakukan perjalanan ke Kongo.

Pertempuran antara pasukan Kongo dan kelompok bersenjata M23, yang paling aktif dari ratusan kelompok di negara itu, telah menyebabkan lebih dari 7 juta penduduk mengungsi sejak sekitar tahun 1990.

Selain itu, hujan deras dan banjir telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi, memperburuk kondisi kemanusiaan.

Baca Juga: PBB Kutuk Serangan Udara Israel yang Tewaskan Jurnalis Al Jazeera di Gaza

"Kebutuhan kemanusiaan di sini sangat besar. Namun, keluarga pengungsi yang saya ajak bicara di sini mengatakan kepada saya bahwa, lebih dari apa pun, mereka membutuhkan kedamaian untuk bisa membangun kembali kehidupan mereka," kata Pope.

Konflik terkait tanah dan klaim adat di RD Kongo barat meletus pada Juni 2022 antara komunitas yang disebut "asli" dan "non-asli" yang menyebabkan pembunuhan dan pengungsian ratusan orang, menurut Human Right Watch (HRW).

Pada Juli lalu, aksi kekerasan meletus setelah sebuah kelompok yang menyebut diri mereka Mobondo menyerang warga desa Teke dengan parang dan senapan serbu militer.

Baca Juga: Badan PBB Desak Tindakan Cepat usai Kelaparan Terjadi di Beberapa Wilayah Darfur Sudan

Pasukan keamanan Kongo melakukan operasi tetapi gagal meredakan kekerasan tersebut. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait