DECEMBER 9, 2022
International

Brigade Al Qassam Ucapkan Sumpah Setia kepada Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar

image
Brigade Al Qassam Ucapkan Sumpah Setia kepada Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar (ANTARA)

COSMOABC.COM - Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengucapkan sumpah setia kepada Yahya Sinwar sebagai ketua baru biro politik Hamas menggantikan Ismail Haniyeh.

“Brigade Al-Qassam mengucapkan sumpah setia kepada pemimpin Yahya Sinwar dan menegaskan kesiapan penuh mereka untuk melaksanakan keputusannya,” kata Abu Ubaida, juru bicara militer brigade, dalam sebuah pernyataan.

Brigade Al-Qassam “melihat pemilihan Sinwar sebagai pemimpin Hamas, menggantikan Haniyeh, sebagai bukti vitalitas dan kekuatan gerakan tersebut,” tambahnya.

Baca Juga: Usai Ismail Haniyeh Dibunuh Israel, Hamas Mulai Pilih Pemimpin Politik Baru

Hamas memilih Sinwar (61), pada Selasa, untuk menggantikan Haniyeh, yang dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada 31 Juli dalam serangan yang diduga dilakukan oleh Israel.

Sebelum dipilih untuk memimpin biro politik kelompok perlawanan Palestina ini, Sinwar terpilih sebagai kepala gerakan di Jalur Gaza pada tahun 2017 dan terpilih kembali pada tahun 2021.

Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek dari operasi serangan lintas batas “Banjir Al-Aqsa” pada 7 Oktober, yang menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Israel dan merusak reputasi layanan intelijen dan keamanan Israel di seluruh dunia.

Baca Juga: Breaking News! Yahya Sinwar Ditunjuk sebagai Pemimpin Baru Hamas Gantikan Ismail Haniyeh 

Israel telah menyatakan bahwa menghilangkan Sinwar adalah salah satu tujuan utama dari perang saat ini terhadap Gaza.

Kekhawatiran meningkat tentang kemungkinan terjadinya perang regional berskala penuh setelah pembunuhan Haniyeh, selain pemimpin militer Hizbullah terkemuka, Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut terhadap Gaza sejak Oktober.

Baca Juga: Israel dan Hamas Tanggapi Panggilan Berunding Mediator yang Diserukan UAE

Hampir 40.000 orang Palestina telah terbunuh sejak saat itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91.700 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza terhampar dalam reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota Rafah selatan, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei.***

Sumber: Anadolu/ANTARA

Berita Terkait