Astaghfirullah! Tentara Israel Ramai-ramai Perkosa Perempuan Tahanan Palestina
- Penulis : Maulana
- Rabu, 31 Juli 2024 07:18 WIB
COSMOABC.COM - Seorang perempuan tahanan Palestina diperkosa beramai-ramai oleh tentara Israel di Penjara Sde Teiman di gurun Negev Israel selatan, menurut laporan media penyiaran publik Israel KAN.
KAN mengutip sumber keamanan pada Senin 29 Juli 2024 bahwa tahanan tersebut dibawa ke rumah sakit dengan luka parah di bagian tubuh intimnya yang membuatnya tidak dapat berjalan.
Penyidik Kepolisian Israel pun tiba di fasilitas penahanan tersebut untuk menahan para tentara yang terlibat dalam pemerkosaan tersebut.
Baca Juga: Para Pegiat Buat Situs Web Kekejaman Israel terhadap Rakyat Palestina
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, 10 tentara ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan atas penyiksaan yang mengerikan tersebut.
Sebelumnya, beberapa laporan muncul mengenai pelanggaran berat terhadap tahanan Palestina di fasilitas terkenal itu sejak dimulainya serangan Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Saat ini, Mahkamah Agung Israel sedang mempertimbangkan petisi yang diajukan oleh organisasi hak asasi manusia Israel untuk menutup penjara Sde Teiman, tempat para tahanan Palestina dari Gaza menghadapi penyiksaan dan pengabaian medis.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Ancam Invasi Israel Secara Terbuka demi Bela Palestina
Tentara Israel diyakini telah menahan ribuan warga Palestina, termasuk wanita, anak-anak, dan petugas medis sejak 7 Oktober 2023.
Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza menanggapi serangan para pejuang kemerdekaan Palestina dari Kelompok Hamas ke wilayah yang didudukinya pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 39.360 warga Palestina telah terbunuh sejak saat itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 90.900 orang terluka, lapor otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Gawat! Israel Bahas Rencana Serangan Balasan terhadap Hizbullah Lebanon
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang putusan terakhirnya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.***