DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Miris! Jawa Barat Jadi Provinsi dengan Jumlah Anak Terbanyak Terlibat Judi Online di Indonesia 

image
Ilustrasi judi online (Foto: Instagram)

COSMOABC.COM - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, melaporkan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan keterlibatan anak terbanyak dalam judi online di Indonesia.

"Terkait dengan anak yang main (judi online), berdasarkan provinsi, Jawa Barat memang paling tinggi," kata Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Jumat.

Menurut Ivan Yustiavandana, terdapat 41 ribu anak yang terlibat judi online di Jawa Barat dengan 459.000 transaksi senilai Rp49,8 miliar.

Baca Juga: PPATK Catat 1.000 Orang Lebih di Lingkungan DPR-DPRD Lakukan Judi Online

Sementara berdasarkan kabupaten/kota, Jakarta Barat tercatat menjadi kota dengan anak terbanyak yang terpapar judi online.

"Di Jakarta Barat, ada 4.300 anak terpapar dengan transaksi Rp9 miliar sekian, dan 68 ribu transaksi," katanya.

PPATK juga mendata bahwa kecamatan dengan jumlah anak terbanyak terpapar judi online adalah Kecamatan Cengkareng.

Baca Juga: Anggota DPR RI Yakini Penguatan Empat Pilar Kebangsaan Ampuh Basmi Judi Online

"Seribu sekian orang. Tapi, kalau dilihat nilai rupiah transaksinya paling banyak di Karawaci. Jadi, anak-anak yang terdata di Karawaci yang paling banyak melakukan deposit dengan nilai hampir Rp5 miliar," katanya.

Ivan mengatakan permasalahan judi online pada anak ini harus ditangani bersama.

Untuk itu, PPATK bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan nota kesepahaman sebagai wujud komitmen dan kolaborasi terhadap perlindungan anak dalam konteks kejahatan pencucian uang yang melibatkan anak.

Baca Juga: Sosiolog Ingatkan Kinerja Satgas Judi Online Harus Diawasi 

Penandatanganan dilakukan Ketua KPAI Ai Maryati Solihah dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana di Kantor KPAI, Jakarta, Jumat.

"Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam melindungi anak-anak Indonesia dan manipulasi untuk keuntungan finansial," ujar Ai Maryati.***

Sumber: ANTARA

Berita Terkait