COSMOABC.COM - Indonesia akan memimpin Komite Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Ankara, Turki, untuk periode Juli-Desember 2024.

Kepastian itu disampaikan KBRI Ankara dalam keterangan tertulisnya, Jumat 19 Juli 2024. Mereka menyatakan Indonesia didapuk menjadi Koordinator Komite ASEAN di Ankara setelah menerima rotasi kepemimpinan dari Kamboja pada 26 Juni 2024.

Komite ASEAN di Ankara terdiri atas Kedutaan Besar Brunei Darussalam, Kedutaan Besar Kamboja, Kedutaan Besar Indonesia, Kedutaan Besar Malaysia, Kedutaan Besar Filipina, Kedutaan Besar Singapura, Kedutaan Besar Thailand, dan Kedutaan Besar Vietnam.

Baca Juga: Kini Jokowi Menerima Atlet ASEAN Para Games 2023 di Istana, Menpora Dito Pun Hadir!!

Dalam periode kepemimpinan Indonesia, Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menjelaskan tema besar kepemimpinan Indonesia adalah “Putting ASEAN in the Radar Screen of Turkiye”.

“Kita harus menciptakan demam ASEAN atau ASEAN fever. Hanya dengan cara ini, maka seluruh elemen rakyat Turki dapat melihat potensi besar kerja sama dengan negara di Kawasan Asia Tenggara,” kata Rizal.

Untuk itu, KBRI Ankara menginisiasi berbagai kegiatan untuk menjangkau sebanyak mungkin kepentingan di Turki seperti pemerintahan, pelaku bisnis, media, parlemen, serta komunitas akademik.

Baca Juga: Bikin Bangga! Pencak Silat Indonesia Gondol 5 Emas di ASEAN School Games 2024

Rizal menekankan pentingnya menanamkan paradigma baru bagi kemitraan ASEAN-Turki. Bagi Rizal, kemitraan Indonesia dan Turki merupakan kemitraan masa depan.

Berdasarkan laporan dari Price Waterhouse Cooper, pada 2050, Turki akan menjadi ekonomi ke-11 terbesar di dunia, sementara Indonesia akan menjadi ekonomi ke-4 terbesar dunia.

Empat negara ASEAN lainnya juga akan masuk ke dalam 25 ekonomi terbesar dunia.

Baca Juga: Rusia Siap Kerja Sama dengan ASEAN, Mulai dari Pengembangan Energi Atom hingga Transfer Teknologi Nuklir

Selain itu, PDB total ASEAN diprediksi akan meningkat menjadi 22,6 triliun dolar AS pada 2050, atau tujuh kali lipat lebih besar dibandingkan PDB tahun 2022.