Gawat! FAO Sebut Warga Gaza Berisiko Tinggi Alami Kelaparan Akut
- Penulis : Maulana
- Jumat, 28 Juni 2024 08:05 WIB
COSMOABC.COM - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyebut seluruh warga Jalur Gaza, Palestina, berisiko tinggi mengalami kelaparan akut.
Pernyataan FAO ini muncul setelah sebuah laporan baru menunjukkan bahwa hampir seluruh penduduk Gaza menghadapi kerawanan pangan akut. Bagaimana tidak, 1 dari 5 warga Gaza berada di ambang kelaparan, sebut FAO.
Sekitar 459.000 orang di Gaza, atau 22 persen penduduk daerah itu, berada dalam kondisi kerawanan pangan yang mengerikan, sementara hampir seluruh populasi, atau 96 persen penduduk, menghadapi tingkat krisis kerawanan pangan akut atau lebih tinggi, menurut makalah yang diterbitkan oleh Inisiatif Global Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification/IPC).
Baca Juga: Israel Kembali Bunuh 101 Warga Gaza, Total Korban Tewas Palestina Jadi 37.551 Orang
Situasi ini merupakan dampak dari konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung dan pembatasan konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Mengomentari temuan-temuan terbaru itu dalam sebuah konferensi pers di New York, kepala ekonom FAO, Maximo Torero, mengatakan bahwa badan tersebut telah mengamati adanya risiko kelaparan yang tinggi selama delapan bulan terakhir.
"Pertikaian yang tak kunjung usai serta terbatasnya akses bagi mereka yang membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak telah memberikan dampak yang parah bagi seluruh penduduk di Gaza," ujarnya.
FAO sedang meningkatkan upaya guna menyiapkan input produksi bahan makanan pokok untuk dikirim ke Gaza dengan memobilisasi pelaksanaan program pengadaan lanjutan, begitu akses diberikan.
FAO saat ini telah mengajukan permohonan dana sekitar 40 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp2.261), dengan 29 juta dolar AS di akan dialokasikan untuk Gaza dan 11 juta dolar AS untuk Tepi Barat.
Meski telah dilakukan sejumlah upaya untuk memperbaiki aliran dan akses ke makanan serta air bersih di Gaza utara baru-baru ini, situasinya masih sangat rapuh dan rentan terhadap kemerosotan yang dapat dengan cepat berubah menjadi kelaparan, tambahnya.
Baca Juga: Amerika Serikat Desak Israel Lindungi Pekerja Kemanusiaan di Gaza
Di saat operasi darat yang intens di Gaza utara terus berlanjut, relokasi paksa penduduk dapat memperburuk situasi ketahanan pangan di seluruh Jalur Gaza.
"Dengan sekitar 96 persen populasi menghadapi kerawanan pangan akut, setiap kemerosotan dapat menyeret lebih banyak orang ke dalam tingkat kelaparan yang mengerikan," ujar sang kepala ekonom FAO menekankan.
"(Hal ini dapat terjadi) Misalnya, jika tingkat pemberian izin dan akses untuk truk-truk bantuan kemanusiaan ke Gaza menurun dan tidak meningkat secara substansial."
Baca Juga: Palestina Tak Henti Dibombardir Israel, Korban Tewas di Gaza Bertambah Jadi 37.658 Orang
FAO sedang meningkatkan upaya guna menyiapkan input produksi bahan makanan pokok untuk dikirim ke Gaza dengan memobilisasi pelaksanaan program pengadaan lanjutan, begitu akses diberikan.
FAO saat ini telah mengajukan permohonan dana sekitar 40 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp2.261), dengan 29 juta dolar AS di akan dialokasikan untuk Gaza dan 11 juta dolar AS untuk Tepi Barat
Sebelum konflik, pertanian Gaza dapat memenuhi 20-30 persen konsumsi harian penduduk. Namun, lebih dari 57 persen lahan pertanian di Gaza telah rusak sejak Mei 2024, sebut FAO.***