DECEMBER 9, 2022
Olahraga

Bentrok Suporter Sepak Bola di Guinea Telan 56 Korban Jiwa

image
Ilustrasi - Seorang bocah berusaha diselamatkan orang tuanya saat terjadi kerusuhan saat pertandingan sepak bola. /ANTARA

COSMOABC.COM - Sebuah tragedi besar terjadi dalam final turnamen sepak bola di Nzerekore, Guinea tenggara, yang menyebabkan 56 orang meninggal dunia akibat bentrok antarsuporter dan desak-desakan, yang dipicu oleh keputusan kontroversial wasit.

Turnamen itu diadakan untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamady Doumbouya, namun berakhir dengan kekacauan.

Menurut pernyataan resmi, pemerintah Guinea menyatakan kerusuhan dipicu oleh lemparan batu dari suporter, yang menyebabkan kepanikan massal dan penumpukan di pintu keluar stadion. Pemerintah berjanji melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini.

Baca Juga: Demi Alasan Keamanan, PSSI Wajibkan Suporter Miliki Garuda ID

Menurut saksi mata yang dikutip ESPN, kekerasan bermula pada menit ke-82 setelah wasit memberikan kartu merah yang memicu amarah suporter.

“Lemparan batu terjadi, polisi kemudian menembakkan gas air mata. Dalam suasan panik itu, saya melihat banyak orang terjatuh, termasuk perempuan dan anak-anak yang terinjak-injak. Sangat mengerikan,” ujar salah seorang penonton, Amara Conde.

Kericuhan memicu kepanikan di kalangan penonton yang berusaha keluar dari stadion sehingga menciptakan kerumunan besar di pintu-pintu keluar. Sebuah video yang diverifikasi Reuters menunjukkan puluhan orang mencoba melarikan diri dengan memanjat tembok tinggi stadion.

Baca Juga: JFA Beri Peringatan Tegas kepada Suporter yang Ingin Tonton Laga Timnas Indonesia Vs Jepang

Mantan Presiden Guinea, Alpha Conde, menyebut tragedi ini sebagai bukti buruknya organisasi acara dalam kondisi negara yang masih tidak stabil.

“Dalam situasi di mana negara telah diliputi ketegangan dan pembatasan, tragedi ini menyoroti bahaya dari penyelenggaraan yang tidak bertanggung jawab,” kata Conde.

Seorang pejabat pemerintah kota yang tidak ingin disebutkan namanya menambahkan kebanyakan korban adalah anak-anak di bawah umur yang terjebak dalam kekacauan setelah polisi menembakkan gas air mata.

Ia juga menggambarkan pemandangan penuh kebingungan ketika para orang tua yang bergegas mengambil jenazah sebelum proses penghitungan resmi.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait