DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Neuroscience, Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia 

image
Catatan Denny JA: Neuroscience, Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia (Istimewa)

Pencarian makna ini tidak hanya memuaskan pikiran kita, tetapi juga memperkaya kondisi biologis kita, memberikan stabilitas emosi yang mendalam.

Bahkan, spiritualitas memegang peran evolusioner penting. Kebaikan, empati, dan hubungan sosial yang kuat—produk dari dorongan spiritual—membantu manusia bertahan sebagai spesies.

Komunitas yang didasarkan pada spiritualitas cenderung lebih kohesif dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengapa Donald Trump Menang? Apa Efeknya Buat Indonesia?

-000-

Menghadapi Kritik: Apa Makna dari Spiritualitas Biologis?

Ada beberapa kritik yang menyebut bahwa jika spiritualitas dijelaskan sepenuhnya sebagai proses biologis, maknanya akan terdegradasi menjadi sekadar reaksi kimia.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Renungan dari Oxford University hingga Makam Karl Marx

Apakah pencarian makna hidup hanyalah ilusi yang dipicu oleh mekanisme otak? Apakah ini mengurangi kedalaman pengalaman spiritual kita?

Jawaban yang lebih dalam justru terletak pada pemahaman ini. Neuroscience tidak mengurangi makna spiritualitas, melainkan menegaskan betapa pentingnya elemen ini bagi kehidupan kita.

Sama seperti mengetahui bagaimana otot bekerja tidak mengurangi keindahan sebuah tarian, memahami cara kerja saraf dalam spiritualitas hanya memperkaya pemahaman kita akan kebutuhannya dalam hidup.

Otak kita diciptakan untuk mencari makna, dan ini adalah anugerah evolusi yang harus kita rayakan.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
Sumber: Rilis

Berita Terkait