Pemimpin Baru Hizbullah Sebut Kelompoknya Tak Berperang Untuk Iran, Tapi Untuk Bebaskan Wilayah Lebanon
- Penulis : Maulana
- Kamis, 31 Oktober 2024 11:36 WIB
COSMOABC.COM - Pemimpin baru Hizbullah pada Rabu mengatakan bahwa kelompoknya tidak berperang atas nama Iran, tetapi untuk melindungi dan membebaskan wilayah Lebanon.
“Kami di Lebanon tidak berperang atas nama Iran atau untuk melaksanakan proyeknya, tetapi untuk melindungi dan membebaskan tanah kami,” kata Naim Qassem dalam pidato yang direkam.
"Selama 11 bulan kami mengatakan bahwa kami tidak menginginkan perang, tetapi kami siap jika perang dipaksakan kepada kami.”
Baca Juga: Media: Serangan Drone Hizbullah Melukai 67 Warga Israel di Haifa
Qassem pada Selasa terpilih sebagai kepala Hizbullah, menggantikan Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut bulan lalu.
“Program saya adalah melanjutkan pendekatan Nasrallah untuk tetap berada di jalur perang berdasarkan perkembangan,” kata dia.
“Perlawanan ada untuk membebaskan tanah dan menghadapi penjajah dan niat ekspansionisnya di wilayah tersebut,” tegas Qassem.
Pemimpin baru Hizbullah itu mengatakan dukungan terhadap Gaza diperlukan untuk “menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh Israel ke wilayah tersebut melalui Jalur Gaza, dan rakyat Gaza memiliki hak tentang kemanusiaan, Arab, Islam, dan nasional bagi kita semua untuk mendukung mereka.”
"Perang ini bukan hanya milik Israel; itu juga Amerika, Eropa, dan global, yang melibatkan semua sumber daya untuk membasmi perlawanan dan rakyat di wilayah tersebut, menggunakan semua kebrutalan, pemusnahan, dan kriminalitas."
Israel sejak bulan lalu meluncurkan operasi udara besar-besaran ke Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam perang lintas batas selama setahun antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Lebih dari 2.700 orang telah tewas dan hampir 12.500 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik pada 1 Oktober kemarin dengan meluncurkan serangan ke Lebanon selatan. ***