Menkes: Perkuat Surveilans dan Komitmen Global Guna Perangi Malaria
- Penulis : Maulana
- Kamis, 10 Oktober 2024 14:34 WIB

COSMOABC.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perlu penguatan surveilans serta kontribusi komunitas global guna memerangi penyakit-penyakit menular yang paling banyak di dunia, yakni malaria, TBC, dan HIV.
"Karena dengan surveilans, kita mengerti siapa yang membawa penyakitnya dan kita bisa mengobatinya, dan paling penting bisa mencegah mereka menyebarkan penyakit tersebut," kata Budi dalam acara Peluncuran Peta Jalan Penghapusan Malaria dan Pencegahan Pembentukan Kembali Malaria Periode 2025-2045 yang disiarkan di Jakarta, Kamis.
Budi menilai, strategi terbaik untuk menyelesaikan malaria adalah dengan mencegahnya. Oleh karena itu, pihaknya menyediakan berbagai fasilitas untuk surveilans yang baik sebagai pencegahan malaria.
Baca Juga: Wamenkes: Tak Boleh Ada Perundungan di Pendidikan Dokter Manapun
Adapun upaya-upayanya, kata dia, seperti membekali dengan fasilitas-fasilitas berupa tes cepat, mikroskop, serta melatih para tenaga kesehatan untuk mendeteksi penyakit secara lebih akurat. Untuk alat yang lebih canggih, juga dilengkapi dengan laboratorium PCR.
"Alatnya sudah ada, tinggal kita disiplin untuk melakukan checking," kata Budi.
Strategi kedua adalah mempercepat pengembangan vaksin malaria untuk Indonesia. Dia mengatakan, berbeda dengan COVID-19 yang vaksinnya selesai dalam 22 bulan, namun 22 tahun berlalu vaksin malaria tidak jadi-jadi. Hal itu karena malaria dianggap penyakit negara miskin, sehingga kurangnya dana menjadi masalah.
Oleh karena itu, kata dia, Indonesia ikut dalam sejumlah mekanisme pembiayaan global seperti Global Fund dan Gavi guna mempercepat penyelesaian penyakit-penyakit menular tersebut di Indonesia.
Adapun strategi ketiga, lanjut dia, adalah penyediaan obat malaria.
"Begitu orangnya kena, obatnya ada. Karena kalau tidak diobati, biasanya kan panasnya menggigil, itu menyerang otak, dan penderita bisa meninggal," katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa kedisiplinan dalam minum obat juga perlu dibangun, untuk menghindari risiko resistensi terhadap obat. "Obat tersebut perlu diminum sesuai aturan dan harus selesai," ujarnya.