DECEMBER 9, 2022
International

Koridor Aman di Gaza Berubah Menjadi 'Koridor Kematian'

image
Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas yang terpaksa mengungsi ke selatan Jalur Gaza, terjebak di jalan-jalan yang oleh Israel disebut sebagai "koridor keamanan." Jalan-jalan ini, yang dipromosikan Israel sebagai “koridor kemanusiaan,” berubah menjadi "koridor kematian" bagi warga Gaza. /ANTARA

COSMOABC.COM - Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas yang terpaksa mengungsi ke selatan Jalur Gaza, terjebak di jalan-jalan yang oleh Israel disebut sebagai "koridor keamanan."

Jalan-jalan ini, yang dipromosikan Israel sebagai “koridor kemanusiaan,” berubah menjadi "koridor kematian" bagi warga Gaza.

Koridor “aman” yang dibuka Israel, sambil menjatuhkan bom pada warga sipil yang mengungsi dari utara ke selatan, kini dipenuhi tubuh tak bernyawa dan bagian-bagian tubuh yang membusuk.

Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Krisis Gaza Imbas Serangan Israel Jadi Mimpi Buruk yang Tak Kunjung Usai

Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza telah berulang kali terusir dari tempat tinggal mereka selama hampir satu tahun peperangan.

Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 41.780 orang tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan hampir 96.800 lainnya terluka akibat serangan Israel yang berlanjut di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober lalu.

Dalam artikel keduanya tentang Satu Tahun Genosida Israel di Gaza, Anadolu mengumpulkan informasi tentang pembantaian yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober di wilayah yang disebut zona aman di Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel menggunakan pengusiran paksa sebagai senjata terhadap warga Palestina melalui perintah evakuasi.

Israel berulang kali meminta warga Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dengan membagikan peta baru dan menjatuhkan selebaran dari udara.

Setelah perintah evakuasi dari otoritas Israel, perjalanan pengungsian dimulai di berbagai bagian Gaza dari utara ke selatan.

Rumah sakit, sekolah, dan kamp-kamp yang dijadikan tempat perlindungan bagi keluarga-keluarga yang mengungsi, terus-menerus menjadi target pengeboman Israel, serangan artileri, dan tembakan langsung dari tentara, meskipun berada di area yang dinyatakan “aman.”

Menurut data PBB, sembilan dari setiap sepuluh orang yang tinggal di Gaza telah mengungsi akibat serangan Israel sejak 7 Oktober. Berdasarkan data yang sama, mayoritas warga Palestina di Gaza telah mengungsi setidaknya sekali setiap bulan.

Dengan demikian, warga Palestina mengalami “Nakba” kedua.

Palestina menggunakan kata "Nakba" untuk merujuk pada peristiwa tahun 1948, ketika milisi Zionis bersenjata memaksa ratusan ribu warga Palestina meninggalkan rumah dan desa mereka di bawah tekanan pengeboman dan pembantaian massal di tanah Palestina yang bersejarah, mendorong mereka lebih jauh ke Jalur Gaza, Tepi Barat, dan negara-negara tetangga, sebagai bagian dari pembersihan etnis besar-besaran sebelum deklarasi kemerdekaan Israel. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait