DECEMBER 9, 2022
International

Kemlu Soroti Peran Vital Mahasiswa dalam Hubungan Indonesia-Australia

image
Konferensi Internasional Pelajar Indonesia ke-9 Tahun 2024 (KIPI 2024) diselenggarakan oleh PPIA pada 20-21 Juli 2024 di Sydney, Australia. (ANTARA)

COSMOABC.COM - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyoroti peran vital mahasiswa Indonesia di Australia dalam penguatan hubungan kedua negara.

"Mahasiswa Indonesia di Australia memainkan peran penting dalam membina hubungan lebih kuat antara kedua negara saat mereka menempuh pendidikan, berinteraksi dengan rekan-rekan Australia, dan mewakili kekayaan warisan budaya serta nilai-nilai Indonesia," kata Direktur Urusan Pasifik dan Oseania Kemlu RI Adi Dzulfuat.

Berdasarkan siaran pers Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) yang diperoleh ANTARA di Jakarta, Selasa, disebutkan bahwa pernyataan Dzulfuat tersebut disampaikan dalam pidatonya pada Konferensi Internasional Pelajar Indonesia ke-9 Tahun 2024 (KIPI 2024) yang diselenggarakan oleh PPIA pada 20-21 Juli 2024.

Baca Juga: Kemlu RI Pastikan WNI di Lebanon Aman meski Terjadi Konflik Israel-Hizbullah

Dalam kesempatan tersebut, Dzulfuat menyoroti Australia sebagai salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945.

Selain itu, dia juga menyoroti sejumlah pencapaian dalam kerja sama bilateral kedua negara, seperti kemitraan strategis komprehensif pada 2018 yang mencakup kerja sama bidang pertahanan, maritim, perdagangan, dan pembangunan.

Selain kemitraan strategis, Indonesia dan Australia juga telah menyepakati kemitraan ekonomi komprehensif yang telah meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara.

Baca Juga: Jepang Diguncang Gempa 7,1 Magnitudo, Begini Kondisi WNI Menurut Kemlu 

Dia berharap kedua negara dapat terus membangun kawasan yang lebih damai, sejahtera dan stabil.

Dengan mengusung tema "Memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia Menuju Generasi Emas Indonesia Tahun 2045", konferensi yang berlangsung selama dua hari dan digelar secara hibrida itu terdiri dari dua pidato utama, lima sesi pleno, dan presentasi lisan dalam sesi paralel.

Dalam acara yang diadakan di Gedung Patricia O’Shane, Kampus Kensington, Universitas New South Wales (UNSW) Sydney itu berhasil mengundang narasumber dengan tiga dimensi profesi yang berbeda.

Baca Juga: Menyusul Eskalasi Ketegangan, Kemlu RI Siap Evakuasi WNI dari Lebanon

Pejabat pemerintah diundang untuk menyampaikan keahlian mereka dalam pembuatan kebijakan dan pemikiran berbasis regulasi. Para akademisi dan peneliti diminta untuk menyampaikan tentang pemikiran berbasis penelitian mereka.

Sementara itu, para pelaku industri diundang untuk berbagi pengalaman mereka di dunia nyata tentang pertumbuhan industri. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait