Menteri Luar Negeri G7 Khawatir atas Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah
- Penulis : Maulana
- Selasa, 06 Agustus 2024 06:32 WIB
COSMOABC.COM - Para menteri luar negeri negara-negara demokrasi besar Kelompok Tujuh (G7) pada hari Minggu menyatakan “kekhawatiran yang mendalam” atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Para menteri luar negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa dalam sebuah pernyataan menyatakan "kekhawatiran mendalam mereka terhadap meningkatnya tingkat ketegangan di Timur Tengah, yang mengancam akan memicu konflik yang lebih luas di kawasan tersebut."
Mereka mendesak semua pihak yang terlibat “untuk menahan diri dari meneruskan siklus kekerasan balasan yang merusak, untuk meredakan ketegangan dan terlibat secara konstruktif menuju de-eskalasi.”
Baca Juga: Timur Tengah Membara! Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Permukiman Israel
“Tidak ada negara atau bangsa yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah,” imbuh mereka.
Sebelumnya, para menteri berpartisipasi dalam pertemuan konferensi video yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani.
Ketegangan meningkat antara kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel sejak Tel Aviv membunuh komandan militer senior kelompok itu, Fuad Shukr, dalam serangan udara di pinggiran selatan ibu kota Beirut pada 30 Juli.
Baca Juga: Timur Tengah Memanas, Warga Amerika Serikat Diminta segera Pergi dari Lebanon
Kepala politik Hamas Ismail Haniyeh juga dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari berikutnya dalam serangan yang dituduhkan kepada Israel, meskipun Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab.
Hamas dan Iran telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Haniyeh, sementara Hizbullah telah berjanji untuk menanggapi pembunuhan Shukr.
Kekhawatiran meningkat atas perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Joe Biden Berharap Iran Redam Ketegangan di Timur Tengah
Eskalasi ini terjadi dengan latar belakang serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 39.600 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas.***