DECEMBER 9, 2022
Olahraga

Pelaporan Media di Olimpiade Paris 2024 Dinilai Gunakan Standar Ganda

image
Momen Jin BTS disambut hangat ribuan penggemar saat bawa obor Olimpiade Paris 2024 (ANTARA)

COSMOABC.COM - The New York Times pada Selasa 30 Juli 2024 melaporkan bahwa dua perenang China dinyatakan positif menggunakan metandienone, salah satu jenis steroid terlarang, pada 2022, tetapi skorsing sementara mereka telah dicabut.

Badan Antidoping China (Chinese Anti-Doping Agency/CHINADA) dan Badan Antidoping Dunia (World Anti-Doping Agency/WADA) telah memberikan penjelasan komprehensif yang melegitimasi cara mereka menangani kasus-kasus tersebut.

CHINADA bertindak cepat dengan menskors sementara para atlet tersebut sambil menunggu investigasi menyeluruh, yang berakhir pada akhir 2023.

Baca Juga: Salah Sebut di Pembukaan Olimpiade Paris 2024, IOC Minta Maaf kepada Korea Selatan 

Penyelidikan menemukan bahwa hasil positif tersebut merupakan konsekuensi dari konsumsi makanan yang tercemar secara tidak sengaja, dan membebaskan para atlet dari kesalahan apa pun.

WADA menguatkan temuan CHINADA, dengan menyatakan bahwa berbagai tes dan investigasi ekstensif, termasuk analisis sampel makanan dan suplemen gizi, mendukung kesimpulan bahwa kontaminasi daging telah menyebabkan tes positif.

Tuduhan terhadap CHINADA tersebut mencerminkan masalah yang lebih dalam tentang bias dan standar ganda dalam penggambaran kasus doping yang melibatkan atlet dari berbagai negara.

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Grand Syekh Al Azhar Kecam Pelecehan Simbol Agama 

Sebaliknya, Badan Antidoping Amerika Serikat (United States Anti-Doping Agency/USADA) baru-baru ini membebaskan atlet atletik Amerika Serikat (AS) Erriyon Knighton, yang dinyatakan positif menggunakan steroid anabolik kuat jenis trenbolone. USADA mengaitkan hasil tes tersebut dengan kontaminasi daging, sehingga Knighton dapat bertanding di Olimpiade Paris tanpa skorsing.

Keputusan ini menuai kritik karena adanya standar ganda, karena trenbolone tidak sering ditemukan sebagai kontaminan, dan kasus-kasus serupa biasanya mengakibatkan skorsing selama empat tahun.

WADA saat ini sedang memeriksa kembali kasus Knighton dan mempertimbangkan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS).

Baca Juga: Olimpiade Paris 2024: Atlet Panahan Indonesia Diananda Choirunisa Kalahkan Wakil Amerika Serikat 

Penanganan kasus doping oleh CHINADA sangat kontras dengan kelonggaran yang diberikan oleh USADA terhadap atlet AS. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan integritas penegakan antidoping.***

Sumber: ANTARA

Berita Terkait