Kembali Berulah, Israel Jegal Pasokan Bahan Bakar ke Gaza
- Penulis : Maulana
- Rabu, 17 Juli 2024 14:45 WIB
COSMOABC.COM - Israel menjegal alias masih tidak mengizinkan bahan bakar bagi bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah Gaza. Hal itu diungkapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Karenanya, PBB menyuarakan keprihatinannya mengenai kekurangan bahan bakar di Jalur Gaza.
“Kurangnya listrik dan bahan bakar terus berdampak pada penyedia layanan dasar, termasuk rumah sakit, ambulans, toko roti, dan truk bantuan,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa 16 Juli 2024.
Baca Juga: Mesir Kutuk Serangan Barbar Terbaru Israel ke Gaza yang Bisa Persulit Upaya Gencatan Senjata
Dia menyebutkan bahwa dalam dua minggu terakhir PBB mampu mengumpulkan rata-rata 80.000 liter bahan bakar per hari, yaitu naik dari sekitar 45.000 liter setiap hari dalam dua minggu terakhir Juni.
Kendati kenaikan itu menunjukkan kemajuan, kata Dujarric memperingatkan, kebutuhan bahan bakar untuk operasi kemanusiaan yang paling mendasar adalah 400.000 liter per hari.
“... dan pihak berwenang Israel masih tidak mengizinkan alokasi bahan bakar untuk para pekerja kemanusiaan lokal, sehingga mencegah mereka mentransfer pasokan di Gaza,” ujarnya.
Baca Juga: ICJ Bakal Buat Opini Hukum soal Pendudukan Israel di Palestina
Terkait serangan udara di Gaza, dia mengatakan serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan dan melukai puluhan korban.
“Salah satu serangan terjadi hanya beberapa ratus meter dari Pusat Operasi Kemanusiaan Gabungan di Deir al Balah yang digunakan oleh PBB dan mitra LSM kami,” tuturnya.
Mengenai pengungsian, Dujarric mengatakan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa aliran keluarga yang mengungsi dari Kota Gaza ke Deir al Balah terus terjadi. Sedikitnya ada 1.000 orang yang menyeberang dalam seminggu terakhir.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Tempat Pengungsi Palestina di Al-Mawasi Gaza
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB soal pelaksanaan gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus dilancarkannya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38.700 warga Palestina terbunuh --sebagian besar perempuan dan anak-anak-- dan lebih dari 89.000 orang terluka.
Sembilan bulan setelah serangan Israel berlangsung, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah blokade yang melumpuhkan akses pada makanan, air bersih, dan obat-obatan.***