Antisipasi Ancaman Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat Tingkatkan Aliansi Berbasis Nuklir
- Penulis : Maulana
- Rabu, 17 Juli 2024 06:24 WIB
COSMOABC.COM - Untuk mengantisipasi ancaman dari Korea Utara, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyebut aliansi Korea Selatan dan Amerika Serikat telah ditingkatkan menjadi aliansi berbasis nuklir.
Aliansi itu ditingkatkan agar mampu menghalangi ancaman Korea Utara setelah mereka menandatangani pedoman pencegahan nuklir bersama.
Minggu lalu, Yoon dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadopsi "Pencegahan Nuklir dan Operasi Nuklir di Semenanjung Korea" di sela-sela KTT Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) di Washington.
Baca Juga: Hanya dalam beberapa detik, Jepang membuang limbah nuklir dari Fukushima ke laut
"AS akan menugaskan misi khusus atas aset nuklir untuk Semenanjung Korea baik untuk masa perang dan masa damai," ujar Yoon dalam sidang Kabinet.
"Kami telah menentukan sikap untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap segala jenis ancaman nuklir Korea Utara,” lanjut Yoon.
Penandatanganan pedoman itu merupakan puncak dari upaya bilateral Kelompok Konsultatif Nuklir untuk memastikan kredibilitas komitmen “pencegahan yang diperluas” Amerika terhadap Korea Selatan secara terpadu yang mencakup dukungan konvensional Korea Selatan terhadap operasi nuklir AS dalam keadaan darurat.
Baca Juga: Korea Selatan dan AS Gelar Putaran Baru Perundingan Perencanaan Nuklir di Seoul
Pencegahan yang diperluas mengacu pada janji AS untuk memobilisasi seluruh kemampuan militernya, termasuk senjata nuklir, untuk membela sekutunya.
Dalam perjalanannya di AS, Yoon juga mengunjungi Komando AS Indo-Pasifik di Hawaii, di mana dia menekankan pentingnya kemampuan pertahanan gabungan antara Korea Selatan dan AS untuk melawan ancaman Korea Utara.
Yoon mengatakan kerja sama Korea Selatan dengan mitra NATO di Indo-Pasifik – Jepang, Australia dan Selandia Baru – sangat berarti karena mereka menyuarakan penolakan terhadap kerja sama militer Korea Utara dengan Rusia dan membuka jalan bagi “pelembagaan” kerja sama lebih lanjut kelompok tersebut dengan NATO.***