Geram! MUI Sebut Serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa saat Salat Idul Adha Bukti Islamofobia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 17 Juni 2024 18:54 WIB

COSMOABC.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, mengecam serangan Israel kepada umat Islam yang melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al Aqsa. Ia menyebut serangan Israel itu mengandung motif kebencian terhadap Islam (Islamofobia). “Memperhatikan pola serangan Israel yang diarahkan kepada umat Islam yang akan dan sedang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, maka tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa serangan Israel itu juga mengandung motif kebencian terhadap Islam dan umat Islam (Islamofobia),” ujar Prof Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan di Jakarta, Senin. Lebih lanjut, ia mengatakan ada kombinasi zionisme sistemik, rasisme, Islamofobia dan imperialisme yang didukung oleh Amerikanisme-imperialistik dalam serangan balik Israel. “Ini sungguh sangat membahayakan bagi siapa pun di belahan dunia ini. Oleh karena itu, ini adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan,” kata Prof Sudarnoto. Sudarnoto mengatakan teroris rezim zionis Israel memang sudah sangat keterlaluan dan semakin nyata tidak akan pernah mendengar dan mengikuti hukum internasional. “Serta catatan catatan penting ICJ (Mahkamah Internasional), langkah ICC (Mahkamah Pidana Internasional) dan juga kesepakatan dan resolusi PBB apapun,” kata Sudarnoto. Sebelumnya, Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang jamaah pada hari Minggu pagi dalam perjalanan mereka menuju Masjid Al Aqsa, serta saat mereka meninggalkan masjid dan mencegah puluhan lainnya masuk untuk shalat Id. “Pada dini hari, pasukan penduduk memasuki halaman Masjid Al Aqsa, memeriksa identitas jamaah, menghalangi pergerakan mereka, dan mencegah banyak pemuda masuk sehingga memaksa mereka untuk shalat di luar pintu masjid,” tulis laporan itu. Sementara itu, ribuan warga Palestina melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Ibrahimi di Hebron, bagian selatan Tepi Barat yang diduduki, meskipun ada jaringan keamanan yang diberlakukan oleh tentara Israel terhadap masuknya jamaah.***