OJK sebut beberapa perusahaan publik Indonesia tembus ASEAN Asset Class
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 01 Februari 2023 09:35 WIB
Bis - 1 Feb 2023 JAKARTA - Inarno Djajadi, General Manager Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan sembilan perusahaan milik negara Indonesia berhasil masuk kategori ASEAN Asset Class PLC. Selain itu, ada BUMN di Indonesia yang masuk dalam daftar 20 besar perusahaan tercatat (PLC) di ASEAN. “Perseroan dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak mendapat perhatian investor global,” kata Inarno saat mengevaluasi hasil tinjauan pengawasan ACGS 2021 di Jakarta hari ini, Rabu, 31 Januari 2023. Ia mengatakan penilaian dilakukan oleh ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) yang diluncurkan pada 2011 menyusul inisiatif yang dipimpin oleh ASEAN Capital Markets Forum. Dia mengatakan tinjauan tersebut bertujuan untuk meningkatkan standar dan praktik tata kelola BUMN, memberikan visibilitas internasional yang lebih besar dan mempromosikan BUMN ASEAN sebagai kelas aset. Ia menjelaskan, penilaian dilakukan terhadap 100 BUMN teratas berdasarkan kapitalisasi pasar di masing-masing negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada 2015 2021-2022. Di Indonesia, pemeringkatan dilakukan oleh PT RSM Indonesia Konsultan sebagai Lembaga Pemeringkat Nasional (DRB) yang ditunjuk. Ia mengatakan, 100 perusahaan publik yang terdaftar di Indonesia tersebut merupakan 81,86% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Mei 2021, dan 13% dari total jumlah perusahaan yang terdaftar di Indonesia. Dia mengatakan, hasil penilaian ini telah digunakan oleh banyak organisasi, termasuk regulator, self-regulator, investor institusional dan fund manager, untuk lebih memahami pengelolaan operasional emiten di masing-masing negara anggota ASEAN. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga meluncurkan Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 yang bertujuan untuk mengkapitalisasi pasar modal Indonesia menjadi Rp15 triliun atau 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2027. Selain itu, pihaknya menargetkan jumlah investor Indonesia di pasar modal mencapai 20 juta Unique Investor Identification (SID) pada 2027. Hingga akhir 2022, ada 10,3 juta SID. (Ch, Ant, Bis)