Di Forum Parlemen OKI, Puan ‘Bawa’ Isu Palestina-Partisipasi Perempuan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 01 Februari 2023 07:48 WIB
Pol - 1 Feb 2023 Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani terpilih menjadi pembicara dalam Forum Aliansi Parlemen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-17 atau Konferensi Aliansi Parlemen Negara Anggota ke-17 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Aljazair, Senin (30 Januari 2023). Dalam kesempatan tersebut, Puan mengangkat isu Palestina dan partisipasi perempuan di negara-negara Muslim. Kabarnya, Sidang ke-17 Inter-Parliamentary Union Conference atau PUIC OKI digelar di International Congress Center (CIC), di Aljazair, mempertemukan 40 parlemen negara-negara OKI, termasuk perwakilan Palestina. . "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya senang berada di sini di antara para pemimpin parlemen negara-negara Muslim," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa (31 Januari 2023). Puan kemudian berterima kasih kepada parlemen Aljazair yang telah menyelenggarakan PUIC. Ia juga mengucapkan selamat kepada parlemen Aljazair yang telah menyelenggarakan PUIC ke-17 dengan sangat baik. Dia melanjutkan: “Saya juga ingin menyampaikan penghargaan tertinggi saya kepada Parlemen Aljazair atas keramahan dan penyelenggaraan Konferensi yang luar biasa. Saat ini, negara-negara Muslim sedang menghadapi banyak tantangan global yang perlu diatasi bersama, kata Bapak Puan. Mulai dari perang yang berlarut-larut, kerawanan energi dan air, inflasi yang tinggi, hingga ancaman perubahan iklim yang semakin meningkat. “Krisis telah menjadi normal baru. Hal-hal terus terjadi, saling berhubungan dan kompleks, menghancurkan mereka yang paling membutuhkannya, negara termiskin dan berkembang,” tambahnya. Dia melanjutkan: “Hampir semua negara sangat terpukul oleh dampak lanjutan dari pandemi ini. Puan menambahkan, perang yang belum terselesaikan di Ukraina menimbulkan risiko tinggi bagi dunia. Terutama untuk meningkatkan persaingan antara kekuatan besar. Dia menjelaskan: “Ketika Anda melihat beberapa negara Muslim, situasinya bahkan lebih buruk. Negara-negara ini telah terjebak selama bertahun-tahun dalam konflik kekerasan akibat perselisihan politik yang belum terselesaikan.” Mengenai masalah Palestina, Mr. Puan mengatakan bahwa belum banyak kemajuan yang positif. Apalagi kasus kekerasan di Palestina masih terjadi. “Kondisi di lapangan tidak banyak berubah. Kekerasan dan berbagai bentuk pelanggaran HAM terus terjadi di Palestina,” ujarnya. Dia melanjutkan: “Tidak ada harapan untuk mendirikan negara Palestina seperti yang dijanjikan komunitas internasional. Puan juga mencontohkan situasi yang terjadi pada sebagian umat Islam yang tinggal di belahan dunia lain, termasuk adanya beberapa tindakan represi. (Ch, Dtk, Pol)