DECEMBER 9, 2022
News

Transplantasi Organ, Tantangan Etika dan Asa Masa Depan

image
Ilustrasi - Proses operasi transplantasi ginjal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan. /ANTARA

COSMOABC.COM - Transplantasi organ merupakan salah satu pencapaian besar dalam dunia medis, yang memberikan harapan bagi banyak orang untuk memperoleh kehidupan yang lebih sehat.

Namun, praktik ini juga dihadapkan pada berbagai masalah etika yang sangat kompleks. Baik di Timur maupun Barat, persoalan etika yang meliputi transplantasi organ telah menjadi perdebatan sengit.

Bioetika, yang merupakan cabang dari filsafat moral, menawarkan panduan dan perspektif dalam menangani dilema ini serta memastikan bahwa kebijakan kesehatan tetap selaras dengan prinsip-prinsip moral dan sosial.

Baca Juga: Organisasi Diaspora Pemuda Lintas Negara Turki Kutuk Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Menurut Wright, Ross, Daar (2005), bioetika dalam transplantasi organ tidak hanya mencakup prinsip-prinsip dasar seperti beneficence (kebaikan) dan nonmaleficence (tidak membahayakan), tetapi juga melibatkan autonomy (otonomi), dan justice (keadilan). Keempat prinsip ini adalah pilar utama dalam bioetika yang berfungsi untuk memastikan bahwa setiap keputusan terkait transplantasi organ menghormati hak-hak individu dan memaksimalkan manfaat bagi masyarakat.

Beneficence atau kebaikan menuntut para praktisi medis untuk selalu bertindak demi kebaikan pasien dan memastikan bahwa prosedur transplantasi organ membawa lebih banyak manfaat daripada risiko.

Nonmaleficence atau tidak membahayakan, menegaskan bahwa dokter tidak boleh menyebabkan bahaya pada pasien, termasuk donor organ hidup.

Otonomi, menghormati hak pasien dan donor untuk membuat keputusan secara bebas mengenai tubuh mereka sendiri, sedangkan keadilan memerlukan distribusi organ yang adil tanpa diskriminasi, dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap kesempatan transplantasi organ.***

Sumber: Antara

Berita Terkait