COSMOABC.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada sejawatnya dari Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis bahwa Israel tidak menginginkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Erdogan mengatakan melalui percakapan via telepon bahwa pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh "memberikan pukulan berat" terhadap upaya gencatan senjata di Gaza.

Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyampaikan "di setiap saat" bahwa mereka tidak menginginkan gencatan senjata dan perdamaian, dan pidatonya baru-baru ini di Kongres AS memicu "kekecewaan mendalam" di hati rakyat Turkiye dan masyarakat internasional, kata Erdogan kepada Biden.

Israel berupaya menyebarkan api di Gaza ke seluruh wilayah, tekan Erdogan.

Kedua pemipin itu berbincang via telepon segera setelah Turkiye mengumumkan bahwa Organisasi Intelijen Nasional (MIT) negara itu memimpin pertukaran tahanan yang sukses yang melibatkan tujuh negara dalam salah satu operasi pertukaran "terluas" dalam beberapa tahun terakhir.

Sebanyak 26 orang dari penjara di AS, Jerman, Polandia, Slovenia, Norwegia, Rusia, dan Belarus ditukar di ibu kota Turkiye, Ankara.

Biden berterima kasih kepada Erdogan atas upayanya terkait pertukaran sandera, yang melibatkan tiga warga AS dan seorang pemegang kartu hijau Amerika — Paul Whelan, Evan Gershkovich, Alsu Kurmasheva, dan Vladimir Kara-Murza.

Kedua pemimpin juga membahas hubungan bilateral selama percakapan via telepon tersebut.

Turki melakukan yang terbaik untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan AS di setiap bidang, tukas Erdogan.***