Kemenlu China Tegaskan Sistem Pertahanan Nuklirnya untuk Jaga Stabilitas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 18 Juni 2024 15:36 WIB
COSMOABC.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan sistem pertahanan nuklir negaranya, termasuk kepemilikan senjata, ditujukan untuk mempertahankan level stabilitas dan kemampuan prediksi. "Buku putih berjudul 'Pertahanan Nasional China di Era Baru' menjelaskan soal strategi pertahanan nuklir China dengan sangat jelas. Strategi kami mempertahankan tingkat stabilitas, kontinuitas dan kemampuan prediksi yang tinggi," katanya dalam konferensi pers di Beijing, Senin. Hal tersebut disampaikan Lin Jian terkait dengan laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (The Stockholm International Peace Research Institute atau SIPRI) soal kemampuan persenjataan, perlucutan senjata dan keamanan internasional. Laporan SIPRI 2024 menyebutkan jumlah dan jenis senjata nuklir yang dikembangkan negara-negara di dunia telah meningkat seiring dengan semakin besarnya ketergantungan negara-negara pada efek penggentaran (detterence) nuklir. Menurut SIPRI, pada Januari 2024, China memiliki hulu ledak nuklir sebanyak 500 unit atau jumlahnya meningkat dari 410 hulu ledak pada 2023. "Silahkan alihkan perhatian Anda pada investasi besar Amerika Serikat dalam meningkatkan hulu ledak nuklirnya, ditambah peningkatan penyebaran dan penggentaran nuklir AS. Inilah persoalan nyata yang akan berdampak serius terhadap stabilitas strategis global," ungkap Lin Jian. Dalam laporan tahun 2024, SIPRI menyebut sembilan negara yang memiliki senjata nuklir yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel terus memodernisasi persenjataan nuklir mereka dan beberapa membangun sistem senjata bersenjata atau kemampuan nuklir baru dibanding pada 2023.***