Jepang Fokuskan Wisata Halal dan Ramah Muslim
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 16 Agustus 2023 13:09 WIB
Cos - 16 Agustus 2023 Jepang terus meningkatkan keramahan dan fasilitas bagi wisatawan Muslim yang ingin berlibur ke negaranya. Executive Director Japan National Tourism Organization (JNTO) Tamaki Hatakenaka mengatakan, salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan fenomenal adalah perjalanan dan pariwisata halal. Hal ini, kata dia, mengingat cukup banyaknya wisatawan muslim yang mematuhi aturan Islam berpotensi berkunjung ke Negeri Sakura, termasuk Indonesia. "Bagi Jepang, wisatawan Indonesia juga sangat penting bisa datang ke Jepang terutama yang perlu kami tekankan di sini adalah karena kami juga mengetahui Indonesia banyak penduduknya yang muslim," ujar Tamaki saat ditemui di Jakarta, Selasa (15/8/2023). Oleh karena itu, dikatakan bahwa pihak JNTO juga bekerjasama dengan pemerintah, termasuk otoritas bandara, untuk menyediakan fasilitas ibadah seperti mushola. "Juga tempat-tempat yang muslim friendly supaya wisatawan muslim bisa menjalankan ibadah mereka," sambungnya. Dikutip dari laman JNTO, Rabu (16/8/2023), ruang sholat dan masjid dapat dijumpai sebagian besar di kota-kota besar Jepang, terutama bandara basar, hotel ramah muslim, dan destinasi wisata populer. Makanan halal di Jepang Menurut Tamaki, restoran-restoran di Jepang tidak memiliki sertifikasi halal seperti yang dimiliki Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia. Dia menyatakan bahwa beberapa restoran berusaha untuk menunjukkan bahwa makanan mereka tidak mengandung bahan haram. "Seperti apakah itu babi dan juga alkohol, dan untuk menunjukkannya itu diusahakan semudah mungkin dengan menggunakan logo," ujarnya. Dia menyatakan bahwa ini dilakukan untuk mengajarkan turis muslim di Jepang tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan. Dikutip dari laman JNTO, secara sekilas makanan Jepang tampaknya halal karena nasi, makanan laut, makanan tanaman, dan produk kedelai membentuk sebagian besar makanan tradisional Jepang. Hati-hati terhadap bumbu Namun, banyak bumbu Jepang yang umum digunakan, seperti mentsuyu atau kaldu mi, dibuat dari sake masak, khamar masak manis dari beras atau mirin, dan saus kecap. Alkohol jenis ini juga ada di beberapa jenis miso, yang disebut "mu-ten-ka" dan tidak mengandung zat aditif. Roti, camilan, dan manisan juga mungkin mengandung gelatin dan lemak hewani seperti mentega. Selain itu, perlu diingat bahwa meskipun beberapa restoran menyatakan bahwa mereka menyediakan makanan halal, makanan mungkin tidak dibuat di dapur khusus yang dirancang khusus untuk masakan halal. Turist harus berhati-hati karena alkohol disajikan di sebagian besar restoran Jepang. "Muslim yang mencari restoran dengan menu bersertifikasi halal sebaiknya berkonsultasi dengan jasa panduan restoran lokal yang dikhususkan bagi pengunjung muslim," bunyi pesan situs JNTO. Karena sebagian besar supermarket Jepang tidak menyediakan produk halal, orang yang mencari makanan siap saji juga harus berhati-hati. Makanan dan produk yang disertifikasi halal di Jepang biasanya termasuk daging (biasanya beku), bumbu, dan produk tunggal. Hotel ramah muslim di Jepang Jumlah hotel di Jepang yang menawarkan layanan dan fasilitas yang sesuai untuk pengunjung muslim semakin meningkat. Sebagai contoh, ada restoran halal, sajadah, dan kamar dengan pemandangan Mekkah di kamar pribadi atau di area umum. Kadang-kadang, para pramutamu memberi tahu para tamu tentang restoran halal dan masjid di sekitar hotel. Namun, sebagian besar fasilitas dan pelayanan hotel yang ramah muslim baru muncul di kota-kota besar. Wisatawan yang ingin mencari tempat tinggal yang ramah muslim lainnya dapat menyewa apartemen atau kamar suite di hotel, yang masing-masing memiliki dapur kecil untuk memasak makanan halal. Jepang Fokuskan Wisata Halal dan Ramah Muslim (Fa, Kom, Cos)