Restoran ini rugi hingga Rp 402 juta karena ditipu pelanggan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 16 Agustus 2023 08:20 WIB
COS - 16 Agustus 2023 xRestoran ini mengalami kerusakan ratusan juta dong setelah rombongan tamu yang melakukan reservasi mangkir. Padahal, makanan dan minuman sudah disiapkan. Inilah garis waktunya! Beberapa restoran mengharuskan pelanggan melakukan reservasi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar restoran dapat menyiapkan spot khusus, terutama untuk pelanggan rombongan besar. Mereka disarankan memesan jauh-jauh hari agar saat datang sudah tersedia meja dan kursi. Saat melakukan reservasi, beberapa restoran memerlukan deposit terlebih dahulu, tetapi beberapa tidak. Pelanggan juga dapat memesan menu makanan yang akan diapresiasi. Sehingga ketika sampai, semua pesanan sudah siap dan bisa langsung dinikmati. Namun tidak semua pelanggan yang memesan tiket benar-benar datang pada hari-H, ada juga pelanggan yang tidak datang tanpa alasan. Pelanggan jenis ini sering membuat restoran merugi. Begitu juga dengan kerusakan yang dialami oleh pemilik restoran seafood ini. Salah satu restoran seafood, Mr Blecky Seafood di Singapura, baru-baru ini melaporkan kerugian. Pemilik restoran, David Retanasamy, menceritakan bagaimana dia ditipu oleh sekelompok pelanggan. Restoran milik koki asal India itu diketahui menerima pesan pemesanan WhatsApp dari seorang pria pada Sabtu sore. Pria itu mengaku sebagai guru sekolah dasar di Fuchun, lapor strastimes.com (12 Agustus). Pak Retanasamy mengungkapkan bahwa guru mengumumkan akan mengadakan makan malam hari Minggu di restoran ini. Pria ini juga mengatakan bahwa sekolah mereka akan mengundang Menteri Pendidikan. Dia juga memesan 9 meja sebelumnya. Acara ini menjanjikan akan lebih serius karena pria tersebut meminta untuk menyiapkan merek anggur merah yang lebih spesifik untuknya. Pria ini menyuruh pemilik restoran untuk membeli enam botol anggur merah dari pemasok. Harga satu botolnya 500$ atau sekitar 7 juta rupiah. [caption id="attachment_18290" align="alignnone" width="300"] Pelanggan ini minta disiapkan banyak botol wine dengan merek yang kurang familiar(detikcom)[/caption] Restoran ini juga memesan 5 botol dengan total 3.100 USD atau sekitar Rp47.531.525. Namun Bapak Retanasamy mengungkapkan bahwa mereka diberikan diskon sehingga hanya membayar total $2.500 (Rp 38.331.875). Pak Retanasamy juga mempertanyakan mengapa pihak sekolah tidak membeli botol sendiri. Pria itu menjawab bahwa mereka tidak bisa karena konflik kepentingan. Meski pemilik restoran tidak mengetahui merek alkohol, ia selalu membeli sesuai permintaan pelanggan. Tuan Retanasamy juga berkomentar: "Saya yakin seorang pelanggan sedang berbisnis, dia juga telah memesan banyak meja dan makanan." Hingga muncul kecurigaan Pak Retanasamy ketika permintaan botol meningkat. Dari 5 hingga 20, hingga 30 botol. Biaya yang harus dibayar restoran juga meningkat dari $2.500 menjadi $18.000 (Rp 275.998.50,00). Selain menyiapkan minuman beralkohol ini, restoran seafood Mr Blecky juga menghabiskan $9.000 (Rp 137.999.250,00) untuk bahan-bahan memasak. Termasuk kepiting dan beberapa makanan laut mahal lainnya. Sayangnya, semua yang disiapkan restoran itu sia-sia. Pria tersebut mengirimkan bukti transfer yang menunjukkan bahwa biaya sebesar USD 14.795 (Rp 226.896.120) berhasil ditransfer ke Mr Blecky Seafood Restaurant. Pria itu juga berjanji akan membayar ekstra untuk 15 barel anggur. Namun, setelah dua jam, pemilik restoran masih belum menerima uang tersebut. Saat ditanya pelanggan, dia menjawab bahwa pembayaran membutuhkan waktu untuk mendapatkan persetujuan awal dari MOE. Bahkan transfer besar bisa memakan waktu hingga dua hari untuk diproses oleh bank, kata pelanggan. [caption id="attachment_18291" align="alignnone" width="300"] Pemilik restoran ini pun merugi ratusan juta gegara pelanggan yang menipu.(detikcom)[/caption] Untuk memastikan pelanggan ini tidak berbohong, pemilik restoran menelepon seorang teman yang bekerja di bank tersebut. Temannya mengungkapkan bahwa aturan itu sudah ada. Namun, pemilik restoran ini sangat kesal karena tidak bisa menghubungi pemasok wine. Sore harinya, dia juga menerima SMS peringatan bahwa dia telah melakukan transfer ke rekening bank yang mencurigakan. Benar saja, grup memesan dan banyak permintaan tidak muncul. Pemilik restoran seafood ini tidak mengambil uang sepeser pun dari para tamu. Penipuan ini semakin terlihat saat kepala sekolah Fuchun Elementary School Eunice Lim mengklarifikasi bahwa mereka tidak pernah mengadakan pesta makan malam. Pihak sekolah pun melaporkannya ke polisi. Pak Retanasamy awalnya percaya karena dia berbicara di telepon dengan pelaku. Menurutnya, semua percakapan itu tampak sangat nyata. (Dil,dtkm,cos)