Penelitian baru di Australia: Berjalan sambil bermain ponsel meningkatkan risiko terjatuh
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 15 Agustus 2023 09:14 WIB
COS - 15 Agustus 2023 Banyak orang mungkin menyadari bahwa ada risiko berjalan sambil terpaku pada layar ponsel. Misalnya, Anda ingin membalas pesan teks dengan cepat tetapi menundukkan kepala sambil berjalan. Mungkin sudah banyak kampanye tentang bahaya mengemudi dan penggunaan ponsel, tetapi tidak cukup untuk menyoroti bahaya berjalan kaki. Studi empiris dari Australian Institute of Neuroscience Research di University of New South Wales (UNSW) Australia menunjukkan bahwa risiko meningkat jika Anda bermain ponsel sambil berjalan. Peneliti Matthew Brodie menjelaskan bahwa risiko meningkat pada 80% orang ketika orang menundukkan kepala. Matthew ingin memastikan aman untuk mengirim SMS sambil berjalan? "Saya ingin tahu apakah bahaya ini nyata atau hanya khayalan. Jadi kami mengukur risikonya berulang kali," jelasnya. Matthew dan rekan peneliti Yoshiro Okubo merekrut 50 remaja sehat dari kampus UNSW untuk berpartisipasi dalam percobaan mereka. Bagaimana pengalamannya? 50 siswa yang berpartisipasi diminta untuk melakukan enam latihan jalan acak dan satu latihan duduk. Dalam percobaan tersebut, para peneliti membuat jalan batu bata yang berbahaya di laboratorium Australian Neuroscience Research Institute. Jalan setapak sepanjang 10 meter ini terdiri dari bata kayu berukuran 50 x 50 cm dan 10 keping vinyl yang diletakkan di atas jalan untuk dilalui peserta. Tanjakan bata cocok untuk meluncur, sehingga siapapun yang menginjaknya bisa meluncur. Ada empat tingkat bahaya dalam percobaan ini: Duduk' Lari biasa: berjalan tanpa risiko tergelincir Ancaman geser: berjalan dengan ancaman terpeleset Risiko jatuh: berjalan dengan resiko terpeleset 70 cm Tugas yang berjalan diulang hingga dua kali saat mengirim pesan dan berjalan tanpa mengirim pesan. [caption id="attachment_18102" align="alignnone" width="300"] ilustrasi bermain ponsel sambil berjalan(jpnncom)[/caption] Peserta dilengkapi dengan sensor gerak di kepala, dada, pinggul, dan kaki mereka untuk merekam kinematika gaya berjalan dan postur tubuh mereka. Siswa juga memakai peralatan keselamatan untuk mencegah bahaya jika terjadi jatuh. Mereka kemudian diminta berjalan menyusuri jalan tanpa mengirim SMS atau mengetik kalimat "rubah coklat cepat melompati anjing malas". Untuk percobaan ini, peserta diberi tahu apakah mereka berisiko jatuh atau tidak. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mempelajari bagaimana pejalan kaki dapat memprediksi pesan teks dan mencoba mencegah kemungkinan terjatuh, misalnya: bersandar ke depan. Hasil yang mengejutkan Matthew mengatakan dia terkejut melihat bagaimana setiap peserta bereaksi berbeda terhadap risiko jatuh. "Beberapa orang melambat dan lebih berhati-hati," katanya. "Yang lain benar-benar mempercepat prediksi selip." “Ini mendukung hipotesis bahwa untuk mencegah masalah pengiriman pesan saat runtime, diperlukan strategi,” jelas Matthew. Studi ini menemukan bahwa saat peserta SMS mencoba berjalan lebih hati-hati saat mereka menyadari ada ancaman, hal itu tidak menghentikan mereka untuk jatuh. Sementara itu, saat peserta mencondongkan tubuh ke depan, mereka meluncur ke belakang, data sensor gerak menunjukkan rentang sudut tubuh mereka meningkat. Mengurangi akurasi pesan [caption id="attachment_18103" align="alignnone" width="300"] ilustrasi gambar(tribuncom)[/caption] Para peneliti menggunakan angka pada sensor gerak untuk menilai apakah cara responden mengirim pesan membuat mereka lebih mungkin jatuh. Disebutkan, rentang sudut torso rata-rata selama musim gugur meningkat secara signifikan jika peserta mengirimkan pesan. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengiriman pesan teks pada saat yang sama mengurangi keakuratan pesan. Sedangkan ketika peserta duduk dan fokus hanya mengirim pesan, teks yang mereka tulis adalah yang paling akurat. Menariknya, menurut para peneliti, akurasi ungkapan "rubah coklat cepat melompati anjing malas" menurun. Partisipan yang terpeleset saat mengirim SMS memiliki akurasi paling rendah saat mengirim SMS. Layar Kunci HP Para peneliti menyimpulkan bahwa anak muda lebih cenderung mengambil risiko, bahkan setelah diperingatkan bahwa SMS sambil berjalan dapat meningkatkan risiko jatuh. Mereka menyebutkan bahwa rambu-rambu yang menunjukkan bahaya SMS sambil berjalan tidak akan efektif. Penelitian ini menyarankan agar produsen ponsel dapat menerapkan teknologi penguncian yang serupa dengan yang digunakan saat pengguna sedang mengemudi. Teknologi tersebut dapat mendeteksi aktivitas berjalan kaki dan mengaktifkan kunci layar ponsel secara otomatis. Dalam penelitian selanjutnya, tim peneliti ini ingin membuktikan apakah fitur mengunci layar ponsel akan efektif digunakan. (Dil,dtk,cos)